KONTRUKSI REALITAS KEKERASAN POLITIK PEMERINTAH INDONESIA DALAM FILM GENERASI BIRU

ENDAH UTAMININGSIH (2009) KONTRUKSI REALITAS KEKERASAN POLITIK PEMERINTAH INDONESIA DALAM FILM GENERASI BIRU. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[thumbnail of Halaman Judul] Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf

Download (175kB)
[thumbnail of Bab I] Text (Bab I)
Bab I.pdf

Download (147kB)
[thumbnail of Bab II] Text (Bab II)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (84kB)
[thumbnail of Bab III] Text (Bab III)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (327kB)
[thumbnail of Bab IV] Text (Bab IV)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (63kB)

Abstract

Penelitian ini mencoba menganalisis konstruksi realitas kekerasan politik pemerintah Indonesia dalam film Generasi Biru. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah simbol kekerasan politik dalam film Generasi Biru serta mengetahui konstruksi pesan tentang kekerasan politik yang dilakukan pemerintah Indonesia yang terdapat didalamnya. Teori yang digunakan sebagai frame berpikir dalam penelitian ini adalah perspektif interpretif, film sebagai media propaganda dan realitas kekerasan politik di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semiotika, di mana teknik analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika Roland Barthes dengan mengacu pada signifikasi dua tahap, yakni primary signification dan secondary signification. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data, dilakukan dengan mengambil data primer berupa dokumentasi film Generasi Biru dan data sekunder melalui studi pustaka. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memperlihatkan realitas tentang kekerasan politik yang dilakukan pemerintah Indonesia semasa Orde Baru dan beberapa di era reformasi yang dikonstruksi melalui beberapa bentuk diantaranya; Pertama, indoktrinasi penguasa terhadap rakyat yang mengangkat mitos tentang sistem paternalistik dalam hubungan kepala negara sebagai bapak dan rakyat sebagai anaknya. Asas kekeluargaan yang didoktrinkan penguasa memaksa rakyat untuk selalu patuh pada pemimpin negara. Berikutnya, pelecehan terhadap hak pilih yang menunjukkan bahwa pemilu di era Ode Baru hanya sebagai formalitas politik, karena bagaimanapun pemimpin negaralah yang memiliki kuasa atas pilihan rakyatnya. Terakhir, pengekangan hak berpendapat bagi masyarakat yang mengangkat mitos bahwa siapapun yang melawan penguasa negara sama dengan melawan negara, dan setiap yang melawan negara harus dihukum.

Item Type: Thesis (S1)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Komunikasi S1
Depositing User: Unnamed user with email robi@umy.ac.id
Date Deposited: 27 Dec 2021 02:13
Last Modified: 27 Dec 2021 02:13
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/11309

Actions (login required)

View Item
View Item