KAJIAN TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN MASYARAKAT TERHADAP BANJIR LAHAR DINGIN MERAPI DI DAS KALI PUTIH

Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi aktif di dunia, dan dalam beberapa periode mengalami erupsi. Kurun waktu erupsi gunung Merapi berkisar antara 2-7 tahun. Aktivitas erupsi yang terjadi di gunung Merapi adalah mengeluarkan awan panas, lava pijar tanpa membentuk kawah dan dapat menimbulkan bencana sekunder banjir lahar dingin. Banjir lahar dingin adalah bencana yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan yang parah. Banjir lahar dingin merupakan bencana sekunder yang terjadi setalah gunung berapi mengalami erupsi. Bencana tersebut dapat dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang dapat mengakibatkan banjir dan mengangkut material-material erupsi terbawa oleh aliran sungai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tingkat bahaya dan kerentanan terhadap banjir lahar dingin di DAS Kali Putih Merapi khususnya untuk Desa Sirahan dan Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode skoring dan pembobotan yang mengacu kepada PERKA BNPB Tahun 2012. Data yang digunakan adalah menggunakan data sekunder yang bersumber kepada instansi terkait maupun dari data penelitian sebelumnya.
Hasil yang didapatkan dari metode skoring dan pembobotan, Desa Sirahan dan Desa Seloboro memiliki tingkat bahaya banjir lahar dingin di DAS Kali Putih dengan nilai total 2,25 yang masuk ke dalam kategori tingkat bahaya sedang (1,67-2,34). Hasil penelitian untuk tingkat kerentanan masyarakat terhadap banjir lahar dingin, menunjukan bahwa Desa Sirahan memperoleh nilai total 8,74 yang termasuk ke dalam kategori tingkat kerentanan sedang (6,67-9,34) dan Desa Seloboro memperoleh nilai total 9,34 yang termasuk kedalam kategori tingkat kerentanan tinggi (9,34-12). Parameter yang berpengaruh besar terhadap tingkat kerentanan masyarakat terhadap banjir lahar dingin di ke-dua desa tersebut adalah aspek sosial.