AGUS ARIANTO (2016) KAJIAN ASOSIASI RHIZOBACTERI INDIGENOUS MERAPI – MIKORIZA DAN FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SEGRENG DI TANAH REGOSOL. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
|
Text (Cover)
Cover.pdf Download (90kB) |
|
|
Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf Download (407kB) |
|
|
Text (Abstract)
Abstract.pdf Download (7kB) |
|
|
Text (Bab I)
Bab I.pdf Download (86kB) |
|
|
Text (Bab II)
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (110kB) |
|
|
Text (Bab III)
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (452kB) |
|
|
Text (Bab IV)
Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (708kB) |
|
|
Text (Bab V)
Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (86kB) |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf Download (129kB) |
|
|
Text (Lampiran)
Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saling pengaruh antara frekuensi penyiraman dengan inokulum Rhizobacteri indigenous vulkanik Merapi dan Mikoriza Vesikular Arbuskular pada pertumbuhan dan hasil tanaman padi, menentukan tingkat ketahanan padi Segreng Handayani terhadap kondisi cekaman kekeringan yang diinokulasikan Rhizobacteri indigenous vulkanik Merapi dan Mikoriza Vesikular Arbuskular serta menentukan inokulan terbaik antara Rhizobacteri indigenous vulkanik Merapi dan Mikoriza Vesikular Arbuskular terbaik untuk diaplikasikan sebagai pupuk hayati pada tanaman padi Segreng Handayani. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi dan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Juni sampai September 2015.
Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap faktorial dengan faktor pertama adalah frekuensi penyiraman yang terdiri dari 3 aras yaitu setiap 3 hari sekali; 6 hari sekali; dan 9 hari sekali. Faktor kedua adalah macam inokulum yang terdiri dari 3 aras yaitu inokulum Rhizobacteri indigenous Merapi MB+MD; inokulum campuran Rhizobacteri indigenous Merapi MB+MD dengan mikoriza; dan inokulum mikoriza, sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Dengan demikian diperoleh 27 unit perlakuan. Setiap unit perlakuan terdapat 3 tanaman sampel 3 tanaman tanaman korban dan 1 tanaman cadangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada saling pengaruh antara frekuensi penyiraman dengan macam inokulum terhadap seluruh parameter pertumbuhan dan hasil padi Segreng Handayani. Hasil gabah (ton/ha) nyata lebih tinggi pada penyiraman tiga hari sekali (4,71 ton/ha) dibandingkan dengan penyiraman enam hari sekali (2,77 ton/ha) dan sembilan hari sekali (2,05 ton/ha). Inokulum Rhizobacteri indigenous Merapi MB+MD memiliki hasil gabah cenderung lebih tinggi (3,32 ton/ha) dibandingkan dengan inokulum campuran Rhizobacteri indigenous Merapi MB+MD dengan mikoriza (2,92 ton/ha) maupun inokulum tunggal mikoriza (3,28 ton/ha).
Kata kunci: Padi Segreng Handayani, Frekuensi Penyiraman, Rhizobacteri indigenous Merapi, mikoriza
| Dosen Pembimbing: | Ir Agung Astuti, M.Si. and Ir Sarjiyah, M.S. | NIDN0523096201, NIDN0018096102 |
|---|---|
| Item Type: | Thesis (S1) |
| Uncontrolled Keywords: | *78 PADI SEGRENG HANDAYANI, FREKUENSI PENYIRAMAN, RHIZOBACTERI INDIGENOUS MERAPI, MIKORIZA |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > S1 Agroteknologi |
| Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
| Date Deposited: | 18 Feb 2022 08:58 |
| Last Modified: | 18 Feb 2022 08:58 |
| URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/21210 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
