DEPRESI PADA WANITA PERIMENOPAUSE

Depresi sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang terbanyak didunia, merupakan keluhan psikis yang dapat dialami oleh sebagian wanita pada perimenopause. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebesar 17,78% wanita pada periode ini pernah mengalami depresi .01eh karena itu perlu kiranya mengetahui lebih jelas gambaran faktor penyebab, gejala klinis dan diagnosis depresi. Penurunan hormon estrogen pada perimenopause dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya depresi. Hal ini sangat berhuhungan dengan menurunnya sintesis norepinefrin, dopamin dan serotonin. Namun, depresi pada masa perimenopause tidak dapat ditinjau dari segi biologis saja, karena faktor psikososial dan psilcopersonal turut berperan dan merupalcan bagian integral dari kehidupan wanita tersebut. Perasaan kehilangan eksistensi sebagai ibu akibat anak-anak yang meninggalkan rumah, menurunnya kemampuan reproduksi dan kepuasaan seksual oleh sebagian wanita dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif, tidak berguna, tidak diharapkan, dan kemarahan yang ditujukan pada diri sendiri. Selain itu terjadinya depresi sangat dipengaruhi oleh struktur kepribadian wanita sebelum menopause. Dengan diagnosis yang tepat, gejala-gejala depresi yaitu hilangnya minat atau kesenangan, perasaan tidak berdaya, tidak berharga, kesulitan dalam membuat keputusan dapat dikurangi.