PENGARUH NILAI KALOR DAN TITIK NYALA TERHADAP SPECIFIC FUEL CONSUMPTION PADA CAMPURAN BIODIESEL JATROPHA-JAGUNG

Minyak jatropha dan minyak jagung mempunyai potensi yang sangat besar sebagai bahan baku biodiesel, akan tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda seperti, flash point yang terlalu tinggi dan nilai kalor yang terlalu rendah. Nilai kalor dan titik nyala dapat mempengaruhi SFC. Oleh sebab itu, penelitian tentang pengaruh nilai kalor dan titik nyala terhadap biodiesel jatropha-jagung perlu dilakukan

Proses pembuatan biodiesel dibuat melalui proses degumming, esterifikasi, dan transesterifikasi. Setelah minyak sudah menjadi biodiesel kemudian dilakukan pencampuran antara minyak jatropha dan minyak jagung dengan perbandingan campuran 1:9, 2:8, 3:7, 4:6, 5:5, 6:4, 7:3, 8:2 9:1. Tujuan dari pencampuran tersebut adalah untuk memperbaiki karakteristik dari biodiesel. Dari proses tersebut bisa diketahui apakah campuran minyak jatropha dan jagung akan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar pada mesin diesel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biodiesel dengan perbandingan 1:9 memiliki nilai konsumsi bahan bakar yang paling rendah hal ini disebabkan oleh nilai kalor sebesar 9413,56 (cal/g) dan nilai flash point sebesar 115,63°C, sehingga pada proses pembakaran menjadi lebih mudah dan sempurna. Proses pembakaran yang sempurna akan menjadikan konsumsi bahan bakar spesifik (Specific Fuel Consumption) pada mesin diesel lebih sedikit.