Tipe Agroforestri pada Kawasan Terdampak Erupsi Merapi dan Potensi Pendapatannya

<p><strong>TIPE AGROFORESTRI PADA KAWASAN TERDAMPAK ERUPSI MERAPI DAN POTENSI PENDAPATANNYA. ATIKAH FAJRIYAH MUBAROK. (Skripsi dibimbing oleh OKI WIJAYA & ZUHUD ROZAKI). </strong>Lereng Merapi merupakan kawasan dengan kerusakan terbesar karena terkena langsung lontaran kerikil, aliran lava dan lahar dingin, serta hujan abu dari erupsi Merapi. Masyarakat tetap kembali tinggal di Lereng Merapi dan mengandalkan pertanian agroforestri untuk memenuhi kebutuhannya meskipun daerah tersebut merupakan kawasan bahaya. Perbedaan tipe agroforestri yang diterapkan memberikan potensi pendapatan yang berbeda pula. Penelitian ini dilakukan di empat desa yaitu Desa Jemowo, Tlogolele, Krinjing, dan Glagaharjo yang berada pada zona ring dua atau berjarak 6-10 Km dari puncak Merapi. Tujuan dari peneltiian ini yaitu untuk mengelompokkan petani berdasarkan tipe agroforestri dan menganalisis pendapatan berbagai tipe agroforestri yang diterapkan petani di Lereng Merapi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 139 petani adopter agroforestri yang diambil menggunakan teknik purposive. Pengambilan data dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan bantuan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis pendapatan untuk mengetahui potensi pendapatan pada berbagai tipe agroforestri. Hasil dari penelitian ini yaitu tipe agrisilvikultur banyak diterapkan di Desa Tlogolele, tipe silvopasture banyak diterapkan di Desa Glagaharjo, dan tipe agrisilvopasture banyak diterapkan di Desa Jemowo. Pendapatan petani agroforestri tipe agrisilvikultur sebesar Rp 11.519.791. Pendapatan petani agroforestri tipe silvopasture sebesar Rp 17.330.233. Pendapatan petani agroforestri tipe agrisilvopasture sebesar Rp 33.155.567. Hal ini dikatakan petani agroforestri ketiga tipe tersebut memperoleh untung dikarenakan nilai pendapatan positif dan memiliki nilai lebih dari Rp 0, dimana nilai penerimaan dari ketiga tipe agroforestri lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk produksi agroforestri.</p>