ANALISIS BIAYA PENGOBATAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP KELAS III SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM PENETAPAN PEMBIAYAAN KESEHATAN BERDASAR INA-CBG'S PADA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2014 DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pemberlakuan paket tarif INA-CBG‟s (Indonesia Case Based Groups) pada pembiayaan pasien stroke peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di seluruh rumah sakit di Indonesia menuntut pihak rumah sakit untuk dapat melakukan kendali mutu dan biaya pelayanan seefisien mungkin. Sebagai salah satu penyakit yang memiliki biaya pengobatan, prevalensi dan resiko yang tinggi yang pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah, stroke dianggap menjadi ancaman yang dikhawatirkan oleh banyak para penentu kebijakan sebagai penyebab terhadap membengkaknya pembiayaan JKN di masa datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata biaya riil pengobatan pasien stroke rawat inap kelas III di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarata dan perbedaanya dengan tarif dalam INA-CBG‟s berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 69 Tahun 2013. Metode penelitian dilakukan secara observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan subjek penelitian adalah seluruh populasi pasien stroke rawat inap kelas III peserta JKN yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian yang terdaftar dari bulan Januari - Juni 2014. Data penelitian berupa biaya riil (direct medical cost dan direct non medical cost) yang dianalisis kesesuaiannya dengan tarif INA-CBG‟s. Analisis data dilakukan dengan uji statistik t Test dan korelasi bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata biaya riil pasien dengan kode INA-CBG‟s G-4-13-I sebesar Rp 4.074.000,-, G-4-14-I sebesar Rp 1.881.600,- ± Rp 454.952,-, G-4-14-II sebesar Rp 1.593.262,- ± Rp 666.908,-, G-4-15-I sebesar Rp 2.817.880,- ± Rp 1.240.742,-, G-4-15-II sebesar Rp 2.211.500,- ± Rp 1.223.001,-. Terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya riil dengan tarif INA-CBG‟s pada kode G-4-14-II (sig. 0,000) dan G-4-15-II (sig. 0,026), dan terdapat kesesuaian secara statistik pada kode G-4-14-I (sig. 0,180) dan G-4-15-I (sig. 0,500), sedangkan pada kode G-4-13-I tidak dapat dilakukan uji secara statistik karena hanya terdapat satu data pasien (dengan selisih negatif).