QORI ANANTA (2023) PENGARUH GROUNDSILL PADA TINGKAT DEGRADASI DAN AGRADASI DASAR SUNGAI WINONGO (STUDI KASUS SIMULASI DENGAN SEDIMEN D50). S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
![]() |
Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf Restricted to Registered users only Download (362kB) |
![]() |
Text (Abstrak)
Abstrak.pdf Restricted to Registered users only Download (33kB) |
![]() |
Text (Bab I)
Bab I.pdf Download (121kB) |
![]() |
Text (Bab II)
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (351kB) |
![]() |
Text (Bab III)
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (614kB) |
![]() |
Text (Bab IV)
Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (922kB) |
![]() |
Text (Bab V)
Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (65kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text (Lampiran)
Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text (Naskah Publikasi)
Naskah Publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (467kB) |
![]() |
Text (Full Text)
Full Text.pdf Restricted to Repository staff only Download (10MB) |
Abstract
Sungai Winongo adalah salah satu sungai di Yogyakarta yang memiliki material dasar berupa pasir sehingga berpotensi besar terjadinya agradasi dan degradasi dasar sungai. Transpor sedimen dapat tertahan di hulu bangunan groundsill (agradasi) dan terjadi (degradasi) di hilir. Penelitian ini bertujuan untuk melihat performa persamaan MPM, Engelund Hansen, dan Laursen Copeland pada HEC-RAS 6.3.1 dalam memperkirakan tingkat degradasi dan agradasi dasar Sungai Winongo secara keseluruhan. Data sungai sepanjang 41,3 km dengan jumlah 796 cross section dengan 9 cross section berupa bangunan groundsill. Diameter butiran yang digunakan dalam semua persamaan adalah d50. Berdasarkan dari hasil simulasi diperoleh kondisi pada hulu groundsill lebih cenderung mengalami agradasi sedangkan untuk hilir groundsill mengalami degradasi. Hasil pemodelan dengan menggunakan tiga persamaan menunjukkan persamaan MPM dan Engelund Hansen lebih mendekati dengan kondisi lapangan dibandingkan hasil pemodelan dengan menggunakan persamaan Laursen Copeland. Kondisi degradasi di hilir groundsill lebih dominan dibanding agradasi di hulu groundsill, sehingga jumlah 9 buah groundsill yang berada pada Sungai Winongo masih memiliki kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan tebing sungai berupa keruntuhan dibagian hilir bangunan. Penggunaan butiran sedimen d50 untuk melakukan pemodelan terhadap perubahan elevasi dasar sungai lebih cenderung mengalami degradasi diakibatkan rata-rata ukuran butir d50.
Dosen Pembimbing: | Puji Harsanto, Ir., S.T., M.T., Ph.D. | NIDN0607067401 |
---|---|
Item Type: | Thesis (S1) |
Uncontrolled Keywords: | Agradation, Degradation, Englund Hansen, Laursen Copeland, MPM |
Divisions: | Fakultas Teknik > S1 Teknik Sipil |
Depositing User: | Aidilla Qurotianti |
Date Deposited: | 07 Nov 2023 07:02 |
Last Modified: | 07 Nov 2023 07:02 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/40433 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |