Ahmad Ichsan (2021) KETERBUKAAN ANAK BROKEN HOME DENGAN SAHABATNYA SELAMA MASA PANDEMI TAHUN 2019-2020 (STUDI KASUS DI YOGYAKARTA). S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
![]() |
Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf Download (405kB) |
![]() |
Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf Restricted to Registered users only Download (206kB) |
![]() |
Text (Abstrak)
Abstrak.pdf Restricted to Registered users only Download (18kB) |
![]() |
Text (Bab I)
Bab I.pdf Download (255kB) |
![]() |
Text (Bab II)
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (48kB) |
![]() |
Text (Bab III)
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (350kB) |
![]() |
Text (Bab IV)
Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (39kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (86kB) |
![]() |
Text (Lampiran)
Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (162kB) |
![]() |
Text (Naskah Publikasi)
Naskah Publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (516kB) |
![]() |
Text (Full Text)
Full Text.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Dalam suatu keluarga tertentu pastinya memiliki hal yang berbeda terutama aspek komunikasi, dengan hal tersebut tentu memiliki efek bagi tiap-tiap keluarga, ada yang tercipta menjadi keluarga harmonis atau sebaliknya. Beda halnya dengan keluarga harmonis dan keluarga yang telah mengalami keretakan atau menimbulkan konflik yaitu kondisi ketika sebuah keluarga mengalami keretakan dan ujungnya berpisah. Keretakan ini bisa disebabkan karena pertengkaran, KDRT, hingga perceraian. Terkhusus di Indonesia kasus perceraian semakin meningkat setiap tahunnya, pada masa pandemi Covid-19 perceraian juga semakin meningkat menjadi 57 ribu kasus pada bulan Juni dan Juli 2020. Ketika terjadi konflik dalam suatu keluarga acapkali bercerai dianggap bagian dari solusi praktis untuk menyelesaikan masalah pernikahan. Tapi kenyataannya tindakan perceraian justru bisa menimbulkan masalah baru dan berdampak pada anak. Korban broken home tentunya memiliki ciri yang berbeda diantaranya adanya rasa kurang percaya diri bisa timbul dari sikap menyalahkan diri sendiri atas hal yang terjadi, merasa dirinya menjadi penyebab keluarga berantakan. Kondisi kurang percaya diri ini bisa terlihat dari sikap yang lebih sering menyendiri dan enggan bersosialisasi sehingga bersikap tertutup. Metode penelitian ini berjenis kualitatif interpretif dengan objek penelitian Keterbukaan Anak Broken Home Dengan Sahabatnya Selama Masa Pandemi 2019-2020 Studi Kasus Di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling dan teknik analisis data dengan cara indept interview dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber bermaksud mengkomparasi dan mengecek derajat keabsahan suatu informan. Hasil penelitian tentang bagaimana keterbukaan anak broken home dengan sahabatnya. Keterbukaan anak broken home dengan sahabatnya dalam hal pengungkapan diri dari informan broken home mengungkapkan informasi dengan dinamika yang berbeda. Dengan motivasi dan tujuan mengekspresikan diri, melegakan perasaan, lebih terbuka dan percaya pada orang lain. Dari sisi topik yang berbeda ketika mengungkapkan suatu hal memiliki perbedaan sendiri dari beberapa informan. Dengan keberadaan sahabat yang memberi dukungan dalam hal apapun juga memberi hal yang mendukung lainnya.
Dosen Pembimbing: | Suciati, Dr., S.Sos.,M.Si. | NIDN0513047201 |
---|---|
Item Type: | Thesis (S1) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > S1 Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 17 Dec 2021 06:58 |
Last Modified: | 17 Dec 2021 06:58 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/4174 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |