PENGARUH JENIS MULSA DAN VARIETAS SINGKONG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA) BERMIKORIZA DAN DIKERAT

Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman pangan yang sangat umum ditanam oleh seluruh masyarakat, Namun dari tahun ke tahun pertumbuhan tanaman singkong selalu mengalami penurunan tingkat produksi yang diakibatkan oleh menurunnya produktivitas lahan, Hingga saat ini, Provinsi Lampung di Indonesia telah mencapai 36,33 persen, menjadi sentra penghasil singkong terbesar di Indonesia, Produksi singkong di Indonesia merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan karena produksi singkong memberikan peluang ekspor yang besar, namun banyak permintaan pasar yang belum terpenuhi dari produksi tanaman, Sehingga ada paket inovasi teknologi dalam budidaya singkong yaitu penggunaan inokulum mikoriza dan teknik pengeratan pada batang singkong, Penggunaan Jamur MVA (Mikoriza Vesikukar Arbuskular merupakan suatu teknologi inovasi yang digunakan untuk diaplikasikan secara langsung pada setiap tanaman singkong yang ditanam, dan teknik pengeratan batang singkong juga merupakan suatu teknologi inovasi yang dilakukan sebelum melakukan tanam singkong dengan melakukan tiga keratan pada bagian mata tunas batang singkong. Metode penelitian disusun dalam Rancangan Acak kelompok Lengkap (RAKL) dengan rancangan perlakuan Faktorial (3x3), yaitu Faktor 1 adalah macam mulsa tiga perlakuan yaitu: perlakuan tanam singkong dengan mulsa plastik, tanam singkong dengan mulsa rumput, dan tanam singkong tanpa menggunakan mulsa apapun. Factor 2 adalah varietas Singkong : varietas Mentega, Renek, dan Rengganis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat saling pengaruh antara Jenis mulsa dan varietas terhadap pertumbuhan tanaman singkong dan hasil singkong bermikoriza,pada: tinggi tanaman, berat kering tajuk, berat segar tajuk, berat ubi, dan diameter ubi. Tidak terdapat pengaruh jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman singkong bermikoriza. Terdapat pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman singkong bermikoriza. pada bulan 2 parameter jumlah daun, berat segar tajuk, dan tinggi tanaman. dari varietas Rengganis lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Mentega dan Renek. Sedangkan hasil umbi varietas Mentega (19,31 ton/ha) lebih tinggi dari varietas Renek (13,63 ton/ha) dan Rengganis (15,39 ton/ha).