GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PESERTA PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DI KLINIK PKU MUHAMMADIYAH BAMBANGLIPURO BANTUL (KAJIAN TAHUN 2023)

Latar Belakang: Lebih dari 36 juta kematian setiap tahun (63%) dari seluruh kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM), sehingga hal ini dinobatkan sebagai penyebab utama kematian di dunia. Prevalensi Diabetes dan hipertensi sebagai bagian dari PTM mengalami peningkatan yang signifikan dan memiliki manifestasi pada rongga mulut seseorang. Program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) adalah sistem layanan kesehatan yang dibuat untuk pasien agar meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi melalui pelayanan yang efektif dan efisien demi mencegah terjadinya komplikasi.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status kebersihan gigi dan mulut peserta prolanis di klinik PKU Muhammadiyah Bambanglipuro Bantul.Metode: Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif observasional dengan desain Cross-Sectional, menggunakan total sampling yang diperoleh dari 36 orang partisipan. Penelitian ini dilakukan pada peserta yang mengikuti program prolanis di klinik PKU Muhammadiyah Bambanglipuro Bantul. Status kebersihan gigi dan mulut diukur dengan menggunakan indeks Oral Hygiene Simplified (OHI-S). setelah data terkumpul kemudian dikategorikan menjadi baik, sedak atau buruk dan dipaparkan dalam bentuk distribusi frekuensi.Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa status kebesihan gigi dan mulut peserta prolanis dalam kategori buruk pada responden perempuan lebih tinggi. responden terbanyak terdapat pada rentang usia 70-84 tahun pada penderita hipertensi dengan kategori kebersihan gigi dan mulut yang buruk. sementara berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 11 orang lulusan SD atau 27,8% menunjukkan kategori buruk.Kesimpulan: kebersihan gigi dan mulut peserta prolanis di klinik PKU Muhammadiyah Bambanglipuro Bantul termasuk dalam kategori buruk, yaitu secara keseluruhan bahwa sebanyak 9 orang (25%) orang responden dengan kategori sedang, sementara 27 orang (75%) responden dengan kategori buruk.