NASYWAA MARDHIYYAH (2025) ANALISA SELF-BRANDING MELALUI LINKEDIN DI TENGAH FENOMENA HUSTLE CULTURE PADA GENERASI MILENIAL DAN Z. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[thumbnail of Halaman Judul] Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Lembar Pengesahan] Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[thumbnail of Abstrak] Text (Abstrak)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only

Download (264kB)
[thumbnail of Bab I] Text (Bab I)
Bab I.pdf

Download (421kB)
[thumbnail of Bab II] Text (Bab II)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (337kB)
[thumbnail of Bab III] Text (Bab III)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[thumbnail of Bab IV] Text (Bab IV)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (241kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (202kB)
[thumbnail of Lampiran] Text (Lampiran)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only

Download (623kB)
[thumbnail of Naskah Publikasi] Text (Naskah Publikasi)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (240kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana generasi Milenial dan Z memanfaatkan platform LinkedIn untuk membangun self-branding di tengah tekanan fenomena hustle culture. Self-branding menjadi penting dalam menunjang citra profesional dan peluang karier, sementara LinkedIn menyediakan ruang digital strategis bagi individu untuk menampilkan kompetensi, membangun jaringan, serta memperkuat identitas profesional. Namun, di balik manfaatnya, terdapat tekanan sosial untuk selalu tampil produktif dan sukses, yang memicu munculnya hustle culture—budaya kerja tanpa henti yang berdampak pada kesehatan mental dan keseimbangan hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melibatkan wawancara mendalam terhadap informan dari generasi Milenial dan Z yang aktif menggunakan LinkedIn sebagai sarana self-branding. Teori dramaturgi Erving Goffman digunakan sebagai pisau analisis untuk melihat bagaimana individu mempresentasikan diri secara digital dalam konteks sosial tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LinkedIn telah berkembang menjadi panggung digital tempat individu menampilkan citra profesional terbaik demi eksistensi dan validasi di tengah budaya kerja yang kompetitif. Praktik self-branding di platform ini menyerupai pertunjukan teater, di mana front stage memperlihatkan persona ideal yang sukses dan produktif, sementara back stage menyembunyikan tekanan, kelelahan, dan kerentanan yang dianggap dapat merusak kredibilitas. Ketegangan antara tuntutan performa dan kebutuhan akan keseimbangan hidup mencerminkan paradoks dalam membentuk identitas digital. Temuan ini menekankan pentingnya kesadaran terhadap dampak hustle culture serta perlunya strategi self-branding yang lebih berkelanjutan dan berpihak pada kesehatan mental serta kesejahteraan individu.

Dosen Pembimbing: Senja Yustitia, Dr., S.Sos., M.Si. | NIDN0606028301
Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Dramaturgi, Millenials, Generation Z, Hustle Culture, LinkedIn, Media Sosial, Self Branding
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > S1 Ilmu Komunikasi
Depositing User: Bima
Date Deposited: 17 Jul 2025 04:05
Last Modified: 17 Jul 2025 04:05
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/51897

Actions (login required)

View Item View Item