Analisis Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kantor Stasiun Geofisika Sleman

Indonesia rata-rata mendapatkan nilai insolasi (sinar matahari) sangatlah besar, yaitu 4.5 - 4.8 kWh/m²/hari. Namun, pemanfaatan sinar matahari tersebut belum sepenuhnya dimaksimalkan, karena alasan beberapa faktor. Salah satunya karena biaya investasi yang terbilang cukup mahal. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu analisa kelayakan untuk menentukan layak atau tidaknya memasang PLTS, baik itu dirumah maupun di industri. Data radiasi matahari, suhu/temperature, konsumsi beban, luas area, spesifikasi/jumlah/harga komponen PLTS (solar panel, charge controller, inverter, baterai) adalah data-data penting yang akan berguna dalam perhitungan. Penelitian ini juga didukung dengan menggunakan software HOMER Pro X64. Berdasarkan segi ekonomi, pemasangan PLTS untuk Kantor Stasiun Geofisika
Sleman dapat dilaksanakan karena nilai PVNCF-nya sebesar Rp. 4.697.092.070 (selama 25 tahun) angka ini jauh lebih tinggi dari investasi awalnya yaitu sebesar Rp. 2.286.547.740. Sedangkan dari segi kelistrikkan, pemasangan PLTS ini tidak layak untuk dilaksanakan karena lahan yang tersedia hanya 600 m². Sedangkan lahan yang dibutuhkan dalam perencanaan ini adalah sebesar 532,5 m². Energi yang dihasilkan oleh PLTS adalah sebesar 543.150 W/hari. Sedangkan kebutuhan beban listrik harian Kantor Stasiun Geofisika Sleman adalah sebesar 679.086 W/hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pemasangan PLTS ini tidak layak untuk dilaksanakan.
Kata Kunci: PLTS, Nilai Insolasi, HOMER Pro X64