Hubungan Antara Computer Vision Syndrome Dengan Kejadian Myopia di Era Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 menyebabkan terselenggaranya model pembelajaran tatap muka tidak dapat berjalan seperti biasa, sehingga mengharuskan lembaga pendidikan khususnya instituti penyelenggara pendidikan kedokteran agar beradaptasi dengan menyelenggarakan pembelajaran menggunakan metode daring dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan internet. Peningkatan dalam penggunaan komputer serta perangkat gawai di kalangan mahasiswa kedokteran pada era pembelajaran daring ini mengakibatkan mahasiswa rentan untuk terkena astenopia digital yang ditandai dengan ketidaknyamanan visual disertai pusing, sakit kepala, mata merah atau gatal, serta ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara <em>computer vision syndrome dengan kejadian miopia, sehingga desain penelitian yang digunakan adalah <em>kuantitatif dengan metode penelitian crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, adapun berdasarkan perhitungan diperoleh 30 mahasiswa sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian, adapun analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat.

Computer vision syndrome menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian mengalami CVS (56,7%), sedangkan 53,3% mahasiswa mengalami kejadian miopia. Berdasarkan hasil uji <em>Chi Square</em> diperoleh nilai c²_hitung = 4,693 dengan p= 0,030. Oleh karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya nilai p < 0>0</sub> ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara <em>computer vision syndrome</em> dengan kejadian miopia di era pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Terdapat hubungan yang signifikan antara <em>computer vision syndrome</em> dengan kejadian miopia di era pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.