Dwiva Khaerrani (2020) GERMANY'S OPEN DOOR POLICY IN ANGELA MERKEL ADMINISTRATION (2015-2017). S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
![]() |
Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf Download (325kB) |
![]() |
Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf Restricted to Registered users only Download (144kB) |
![]() |
Text (Abstrak)
Abstrak.pdf Restricted to Registered users only Download (86kB) |
![]() |
Text (Bab I)
Bab I.pdf Download (160kB) |
![]() |
Text (Bab II)
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (310kB) |
![]() |
Text (Bab III)
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (324kB) |
![]() |
Text (Bab IV)
Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (343kB) |
![]() |
Text (Bab V)
Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (70kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (184kB) |
![]() |
Text (Naskah Publikasi)
Naskah Publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (308kB) |
![]() |
Text (Full Text)
Full Text.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Sepanjang sejarah posisi pengungsi, hak dan inklusi sosial non-warga negara di Jerman dan Uni Eropa telah diperebutkan dengan kebijakan di mana perjuangan pengungsi memainkan peran penting di dalamnya. Gerakan protes baru yang diatur sendiri oleh para pengungsi serta jaringan solidaritas telah muncul dalam dekade terakhir. Gerakan-gerakan ini berjuang melawan pengucilan para pengungsi dan penolakan hak di perbatasan Jerman-Eropa. Tindakan sehari-hari yang terlihat untuk mengklaim hak mobilitas dan akses ke sumber daya telah muncul, misalnya seperti protes pengungsi. Melalui aksi dan kampanye publik, gerakan protes ini secara langsung menantang kebijakan migrasi.
Terlepas dari tindakan dan tuntutan spesifik, organisasi dan pertahanan diri pengungsi itu sendiri menjadi tujuan. Mereka meningkatkan visibilitas melalui posisi politik mereka sendiri yang menjadikan mereka independen dari masyarakat sipil Jerman. Pada paruh kedua 1990-an, beberapa kelompok pengungsi yang terorganisir muncul. Mereka berjuang melawan kewajiban perumahan, terutama sistem akomodasi kolektif dari kamp-kamp pengungsi dan deportasi. Kelompok pengungsi politik pertama muncul di Jerman timur karena isolasi lebih jelas dan ada lebih banyak serangan rasis di Timur. Pada tahun 2000, Kelompok Inisiatif Pengungsi Brandenburg dibentuk. Di atas semua kelompok terorganisir ini dan taktik pengorganisasian hidup sehari-hari, protes para pengungsi terjadi di dalam akomodasi kolektif dan bahkan di pusat-pusat penahanan.
Kata kunci: Open Door Policy, Angela Merkel, European Union, Refugees, Core-Periphery, Western Balkan Route
Dosen Pembimbing: | Dra. MUTIA HARIATI HUSSIN, M.Si. | NIDN0529066201 |
---|---|
Item Type: | Thesis (S1) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > S1 Hubungan Internasional |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 13 Oct 2021 07:27 |
Last Modified: | 23 Oct 2021 02:12 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/600 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |