Muhammad Fadli (2021) LEGAL STANDING MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM SISTEM PERADILAN INDONESIA (Analisis Putusan MK Nomor 31/PUU-V/2007 dan PTUN Banjarmasin Nomor 18/G/2015/PTUN.BJM). S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
|
Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf Download (1MB) |
|
|
Text (Lembar Pengesahan)
Lembar Pengesahan.pdf Restricted to Registered users only Download (239kB) |
|
|
Text (Abstrak)
Abstrak.pdf Restricted to Registered users only Download (266kB) |
|
|
Text (Bab I)
Bab I.pdf Download (155kB) |
|
|
Text (Bab II)
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (200kB) |
|
|
Text (Bab III)
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (32kB) |
|
|
Text (Bab IV)
Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (336kB) |
|
|
Text (Bab V)
Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (93kB) |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (174kB) |
|
|
Text (Lampiran)
Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (527kB) |
|
|
Text (Naskah Publikasi)
Naskah Publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (968kB) |
|
|
Text (Full Text)
Full Text.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Berdasarkan data Aliansi Masyarakat Adat Nusantara pada tahun 2020 ada 40 kasus Masyarakat Hukum Adat yang tercatat. Terkait hal itu kedudukan hukum (legal standing) MHA masih menjadi polemik dalam sistem peradilan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep, menganalisis pertimbangan Majelis Hakim MK Nomor 31/PUU-V/2007 dan PTUN Banjarmasin Nomor 18/G/2015/PTUN.BJM, serta merumuskan saran konsep terkait legal standing MHA yang ideal ke depannya. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang menggunakan jenis data sekunder, dengan teknis analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa legal standing MHA dalam Putusan MK Nomor 31/PUU-V/2007 ditentukan berdasarkan tolok ukur yang telah ditetapkan dan legal standing MHA dalam Putusan PTUN Banjarmasin Nomor 18/G/2015/PTUN.BJM ditentukan berdasarkan Peraturan Daerah. Disamping itu, berbagai Undang-Undang sektoral terdapat perbedaan tentang rumusan MHA yang dianggap memiliki legal standing. Penelitian ini merekomendasikan kepada lembaga Eksekutif dan Legislatif harus segera membentuk dan mengesahkan Undang-Undang Khusus MHA, Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung beserta Peradilan di bawahnya agar aktif dalam melakukan pembuktian secara faktual terkait legal standing MHA, Serta Pemerintah pusat maupun daerah harus lebih aktif dalam menjamin hak-hak MHA.
Kata kunci: Legal Standing, MHA, Peradilan Indonesia
| Dosen Pembimbing: | Iwan Satriawan, S.H., MCL., Ph.D. | NIDN0506077001 |
|---|---|
| Item Type: | Thesis (S1) |
| Divisions: | Fakultas Hukum > S1 Hukum |
| Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
| Date Deposited: | 14 Dec 2021 03:14 |
| Last Modified: | 14 Dec 2021 03:14 |
| URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/6471 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
