Ema Novita Rini (2020) Stigma Pada Keluarga Pasien Skizofrenia Sebagai Faktor Risiko Keterlambatan Mencari Pertolongan Medis. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (437kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (326kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (253kB)
Bab I.pdf
Download (297kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (387kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (303kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (554kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (146kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (270kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (738kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (551kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract
INTISARI
Latar Belakang : Skizofrenia adalah suatu sindrom dengan faktor penyebab yang bervariasi dan perjalanan penyakit yang luas, serta akibat dari banyak pengaruh faktor seperti genetik, fisik, dan sosial budaya. Skizofrenia merupakan penyakit jiwa kronis yang ditandai dengan pikiran seseorang yang tidak logis, berperilaku tidak biasa, mengatakan hal yang aneh, dan adanya delusi atau halusinasi. Penanganan awal pasien skizofrenia yang mendapatkan pertolongan medis pada masyarakat masih sangat sedikit. Banyak keluarga pasien yang membawa pasien skizofrenia berobat ke orang pintar dan pemuka agama terlebih dahulu sebelum datang ke dokter. Masih banyaknya masyarakat yang memberikan stigma terhadap pasien skizofrenia membuat penelitian yang membahas terkait hubungan stigma dengan keterlambatan keluarga pasien terlambat membawa pasien skizofrenia mendapat pertolongan medis perlu dilakukan.
Metode : Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Terdapat 50 responden yaitu keluarga pasien skizofrenia yang telah memenuhi kriteria inklusi akan di inform consent, dan diwawancarai dengan data dasar responden dan kuesioner. Terdapat 2 kuisioner yang digunakan, yaitu Kuisioner Stigma dan Kuisioner Tingkat Pengetahuan. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan SPPS uji Korelasi Non-Parametrik Spearman.
Hasil : Pada kelompok responden yaitu keluarga pasien skizofrenia perbandingan laki-laki dengan wanita adalah sama yaitu 25 orang (50%). Usia subjek sebagian besar berusia 36-45 tahun sebanyak 19 orang (38%), responden didominasi oleh alamat tempat tinggal yang dekat sebanyak 29 orang (58%) diikuti oleh wiraswasta sebagai pekerjaan terbanyak dengan 13 orang (26%). Pendidikan terakhir didominasi oleh pendidikan SMA sebanyak 21 orang (42%) diikuti dengan status pernikahan yaitu menikah sebanyak 41 orang (82%). Riwayat pengobatan pasien didominasi telah berobat di Orang Pintar, Dokter Umum dan Dokter Spesialis Jiwa sebanyak 24 orang (48%), dengan gambaran lama rentang waktu lama rentang waktu munculnya gejala pada pasien sampai keluarga memeriksakan kondisi pasien ke dokter jiwa adalah 1 bulan sebanyak 47 orang (94%). Pengetahuan keluarga pasien mengenai skizofrenia didominasi oleh pengetahuan kurang sebanyak 26 orang (52%). Analisis uji spearman menunjukan nilai signifikansi antara stigma keluarga pasien dengan keterlambatan pasien skizofrneia mendapat pertolongan medis, semua komponen pertanyaan menunjukkan P>0.05.
Kesimpulan : Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan signifikan antara stigma dengan keterlambatan pasien mendapat pertolongan medis.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Kedokteran S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 13 Oct 2021 02:25 |
Last Modified: | 30 Oct 2021 06:39 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/1251 |