PENGARUH SIKLUS BASAH - KERING TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN KAPUR KARBIT DAN ABU SEKAM PADI DENGAN DAN TANPA SERAT PLASTIK

AGUS WIBAWA (2012) PENGARUH SIKLUS BASAH - KERING TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN KAPUR KARBIT DAN ABU SEKAM PADI DENGAN DAN TANPA SERAT PLASTIK. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[thumbnail of Halaman Judul] Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf

Download (61kB)
[thumbnail of Bab I] Text (Bab I)
Bab I.pdf

Download (355kB)

Abstract

Pada konstruksi jalan raya yang dibangun di atas tanah lempung yang tidak stabil seperti tanah kembang akan banyak menimbulkan masalah. Tanah jenis ini akan mengalami pengembangan yang tinggi dalam kondisi basah, dan sebaliknya akan mengalami susut yang sangat besar dalam kondisi kering. Untuk meningkatkan kekuatan tanah terhadap tekan dan tarik dari campuran tanah dengan kapur–abu sekam padi, perbaikan tanah secara kimia dapat dikombinasikan dengan perbaikan secara mekanis yaitu dengan menambahkan serat. Daya layan dari campuran dipengaruhi oleh siklus musim hujan dan kemarau. Di laboratorium daya layan terhadap siklus ini dapat dimodelkan dengan siklus basah – kering. Pada penelitian ini dibuat dua kelompok benda uji yaitu (1) campuran limbah karbit dan abu sekam padi (tanpa serat), dan (2) campuran limbah karbit, abu sekam padi dan serat. Proporsi campuran limbah karbit dan abu sekam padi dibuat dalam tiga variasi yaitu (1) 30% limbah karbit dan 70% abu sekam padi (30CC:70ASP), (2) 50% limbah karbit dan 50% abu sekam padi (50CC:50ASP), dan (3) 70% limbah karbit dan 30% abu sekam padi (70CC:30ASP). Serat yang ditambahkan adalah 0,1% dari berat kering campuran. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa selama proses pozzolanik antara kapur karbit dan abu sekam padi diperlukan air untuk tercapainya reaksi. Proses pengeringan yang terlalu lama akan menyebabkan benda uji menjadi kekurangan air yang akan menghambat reaksi pozzolanik dan menyebabkan lemahnya daya ikat. Setelah siklus keempat kuat tekan tertinggi didapat pada campuran 30CC:70ASP. Ketika benda uji mulai memasuki proses siklus basah-kering masing-masing campuran cenderung mengalami penurunan sampai siklus kedua, setelah siklus kedua serat mulai bekerja pada komposisi campuran 30CC:70ASP dan 50CC:50ASP, pada siklus ketiga dan keempat mengalami kenaikan mencapai 17,10%. Untuk campuran 30CC:70ASP Namun pada campuran 70CC:30ASP benda uji mengalami penurunan.

Item Type: Thesis (S1)
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil S1
Depositing User: Unnamed user with email robi@umy.ac.id
Date Deposited: 29 Jun 2022 01:44
Last Modified: 29 Jun 2022 01:44
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/13350

Actions (login required)

View Item
View Item