LIDYA DANIATI (2013) PENGARUH PERBEDAAN DOSISELECTROCAUTERY DAN SCALPEL TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JARINGAN KULIT PASCASIRKUMSISI PADA LAKI-LAKI. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (125kB)
Bab I.pdf
Download (62kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (323kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (133kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (499kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (50kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (95kB)
Abstract
Sirkumsisi merupakan suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong seluruh atau sebagian preputium penis atas indikasi dan tujuan tertentu. Ada banyak metode sirkumsisi, mulai dari metode konvensional dengan pisau bedah (scalpel) sampai dengan metode non-konvensional seperti electrocautery yang memanfaatkan elemen panas bipolar yang digunakan untuk memotong prepusium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan dosis electrocautery dibandingkan dengan scalpel ditinjau dari kerusakan jaringan kulit pascasirkumsisi pada laki-laki yang diamati dari aspek histologi. Desain penelitian ini adalah post-test only eksperimental, menggunakan sampel prepusium pascasirkumsisi dari 24 subjek penelitian dan dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri dari 6 subjek yaitu 3 kelompok perlakuan dengan electrocautery (dosis rendah 25 W, dosis sedang 50 W, dan dosis tinggi 75 W) dan 1 kelompok perlakuan dengan scalpel sebagai kelompok kontrol. Semua kelompok perlakuan dibuat bentuk preparat histologi dengan pengecatan HE (Hematoksilin Eosin) dan diamati dengan mikroskop kerusakan jaringan kulit yaitu luas nekrosis, luas dilatasi pembuluh darah, perdarahan, leukosit, dan kedalaman kerusakan. Data hasil pengamatan tingkat kerusakan jaringan kulit dianalisis menggunakan uji Oneway Anova, Kruskal Wallis, Pearson Chi-Square, dan analisis deskriptif. Hasil perhitungan analisisnya didapatkan yaitu luas nekrosis (p=0.222), luas dilatasi pembuluh darah (p=0.553), perdarahan (p=0.682), leukosit (p=0.427), dan kedalaman kerusakan (p=0.494) dari kelompok perlakuan electrocautery (dosis rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi) dan dari kelompok perlakuan scalpel sebagai kontrol terhadap tingkat kerusakan jaringan kulit pascasirkumsisi pada laki-laki. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan dosis electrocautery dan scalpel terhadap tingkat kerusakan jaringan kulit pascasirkumsisi pada laki-laki yang diamati dari luas nekrosis, luas dilatasi pembuluh darah, perdarahan, leukosit, dan kedalaman kerusakan.
Kata kunci : Sirkumsisi, Electrocautery, Kerusakan jaringan kulit.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | SIRKUMSISI, ELECTROCAUTERY, KERUSAKAN JARINGAN KULIT. |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Kedokteran S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 24 Jun 2022 09:02 |
Last Modified: | 24 Jun 2022 09:02 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/13856 |