PENGARUH KONTAMINASI PH SALIVA TERHADAP KEBOCORAN APIKAL PADA OBTURASI SALURAN AKAR MENGGUNAKAN SILER KALSIUM HIDROKSIDA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kontaminasi ph saliva terhadap kebocoran apikal pada pengisian saluran akar menggunakan siler kalsium hidoksida. Dalam penelitian ini digunakan 15 gigi premolar satu rahang bawah manusia yang telah di ekstraksi. Gigi-gigi tersebut secara acak dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing 5 elemen yaitu dari saluran akar gigi yang kering (A), terkontaminasi saliva asam (B), dan terkontaminasi saliva basa (C), dan pada bahan siler menggunakan bahan kalsium hidroksida (1). Jadi di dapatkan kelompok 1 (A1), kelompok 2 (B1), dan kelompok 3 (C1).Setelah itu dilakukan perawatan saluran akar,dan kemudian ditumpat sementara. Semua kelompok disimpan dalam inkubator pada suhu 37’ C selama 48 jam dengan kelembaban relatif 100 %. Seluruh permukaan akar dilapisi cat kuku kemudian selapis malam kecuali bagian foramen apikal dan direndam larutan biru metilen 2 % selama 48 jam . selanjutnya cat kuku dan stiky dibersihkan, untuk dapat mengamati penetrasi larutan pewarnaan dalam satuan mikrometer menggunakan alat stereo mikroskop.Penetrasi warna dari larutan metilen biru merupakan indikator dari kebocoran apikal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh kontaminasi ph saliva terhadap kebocoran apikal pada obturasi menggunakan kalsium hidroksida. Rata-rata panjang kebocoran apikal pada obturasi saluran akar yang kering ≤ 1 mm, pada saluran akar yang terkontaminasi ph saliva basa rata-ratanya ≥ 1 mm dan pada saluran akar yang terkontaminasi ph saliva basa ≥ 2mm. Hasil perhitungan statistik menggunakan One Way Anova untuk mengetahui pengaruh kontaminasi saliva terhadap kebocoran apikal dan dilanjutkan uji LSD untuk mengetahui perbedaan yang bermakna pada kebocoran apikal saluran akar