KONSTRUKSI IDENTITAS DALAM IKLAN POLITIK CALON PRESIDEN 2014 ABURIZAL BAKRIE, WIRANTO-HARY TANOE, DAN PRABOWO SUBIANTO

Iklan menjadi alternatif kampanye politik yang dilakukan oleh kandidat calon presiden dan wakil presiden. Para kandidat calon presiden dan wakil presiden yakni Aburizal Bakrie, Wiranto-Hary Tanoe dan Prabowo Subianto dengan kuasanya terhadap media melakukan konstruksi mengenai identitas pemimpin Republik Indonesia seolah-olah dibentuk secara berbeda. Ketiganya menegaskan wacana yang menjadi budaya di Indonesia tentang pemimpin.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bagaimana konstruksi identitas pemimpin dalam iklan politik calon 2014 dan melihat bagaimana identitas tersebut ditonjolkan dalam media dengan budaya yang berkembang dalam masyarakat. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma kritis dan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough dengan menggunakan analisis teks, discourse practice dan sociocultural practice. Data bersumber pada teks dalam iklan politik dan sumber kepustakaan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa iklan politik kandidat calon presiden dan wakil presiden membentuk konstruksi identitas yang sama. Yang pertama yakni mengenai wacana laki-laki yang dianggap paling ideal sebagai pemimpin. Budaya patriarki sangat jelas digambarkan pada iklan politik dengan bentuk dominasi dan hegemoni laki-laki terhadap perempuan di segala sektor kehidupan. Faktor kepemimpinan Soeharto ternyata mempengaruhi bagaimana identitas tersebut ditunjukkan oleh ketiga kandidat calon presiden dan wakil presiden. Yang kedua yakni mengenai wacana pemimpin muslim, bahwa mayoritas agama islam ternyata membentuk dominasi terhadap agama yang lain dalam berbagai bidang. Ketiga kandidat membentuk dan melanggengkan wacana pemimpin muslim dengan aksesnya yang besar terhadap media.
Kata Kunci : Iklan Politik, Konstruksi Identitas, Pemimpin