KEBIJAKAN REDAKSIONAL DALAM PEMUATAN FOTO TRAMUATIK KORAN MERAPI

ANTRI YUDIANSYAH (2014) KEBIJAKAN REDAKSIONAL DALAM PEMUATAN FOTO TRAMUATIK KORAN MERAPI. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[thumbnail of Halaman Judul] Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.docx

Download (99kB)
[thumbnail of Abstract] Text (Abstract)
Abstract.rtf

Download (40kB)
[thumbnail of Bab I] Text (Bab I)
Bab I.docx

Download (178kB)
[thumbnail of Bab II] Text (Bab II)
Bab II.docx
Restricted to Registered users only

Download (25kB)
[thumbnail of Bab III] Text (Bab III)
Bab III.docx
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
[thumbnail of Bab IV] Text (Bab IV)
Bab IV.docx
Restricted to Registered users only

Download (25kB)

Abstract

Dalam sebuah media cetak, foto mempunyai fungsi yang sangat besar. Foto bisa menggambarkan sesuatu hal yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ia mewakili banyak hal. Ia mengandung arti dan pesan yang memperkuat tulisan yang dihadirkan oleh sebuah media. Kehadiran foto akan membuat sebuah tulisan menjadi hidup dan lebih bermakna dan bisa diamati oleh pembaca. Dalam penyajiannya, tak hanya tulisan yang bisa berbenturan dengan Kode Etik Jurnalistik. Foto pun bisa mengalami hal serupa andai kata redaksi tak hati-hati dalam memutuskan dan memilih foto yang mereka tampilkan. Tak hanya foto yang berbau pornografi, foto yang mengundang kengerian dan bersifat sadis dilarang keras ada dalam sebuah media. Karena nantinya foto-foto tersebut dikhawatirkan memberi efek buruk pada setiap pembaca. Foto traumatik mayat adalah salah satu foto yang mungkin mengundang hal tersebut. Contohnya, foto trabakan maut terpampang jelas dengan korban tergencet di bodi mobil tanpa mendapat sensor dan muncul di media cetak seperti apa yang diberikan oleh wartawan yang berada di lapangan. Kondisi ini jelas akan berdampak buruk bagi pembaca. Mungkin melihat kondisi mayat tersebut pembaca bisa saja tak doyan makan hingga berhari-hari lamanya.
Namun foto tersebut dianggap sah oleh redaksi kala kode etik tak bisa tak bisa menjadi jembatan untuk kemajuan media yang mereka kelola. Koran butuh eksistensi untuk terus bergerak maju. Mereka bisa saja rela melanggar kode etik untuk mengejar pendapatan melalui oplah maupun iklan. Maka benturan dengan aturan Kode Etik Jurnalistik pun tak terhindarkan. Bagaimana kebijakan redaksional media tersebut untuk meningkatkan oplah ketika foto-foto yang mereka sajikan dihadapkan pada Kode Etik Jurnalistik adalah rumusan masalah pada penelitian ini. Peneliti mengambil objeknya pada Koran Merapi, Koran kriminal terbesar di DIY dengan judul “Kebijakan Redaksional dalan pemuatan Foto Traumatik Kora Merapi”. Adapun metode penelitiannya adalah studi kasus yakni lebih menekankan pada “bagaimana” dan “mengapa” mengenai pelanggaran kode etik dan kebijakannya. Objek mengambil foto pada Koran Merapi tanggal 1 Januari 2012 hingga 30 Maret 2012.
Media massa adalah sebuah alat yang bisa digunakan untuk tujuan baik atau dapat pula hal sebaliknya. Ada berbagai kepentingan yang mungkin menyelimuti. Kala keuntungan menjadi sasaran utama, berbagai cara mungkin dihalalkan, begitu pula dengan Koran Merapi. Merapi berusaha untuk menyajikan bagaimana mereka mengemas foto-foto traumatic menjadi tetap menarik tanpa harus melanggar kode etik. Wartawan harus mampu menghargai professional dengan tetap memegang prinsip-prinsip, professional dan proporsional dalam menjalankan tugasnya.

Kata Kunci : Kebijakan+redaksional+foto+traumatik

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: KEBIJAKAN - REDAKSIONAL - FOTO - TRAUMATIK
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Komunikasi S1
Depositing User: Unnamed user with email robi@umy.ac.id
Date Deposited: 22 Jun 2022 04:16
Last Modified: 22 Jun 2022 04:16
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/15072

Actions (login required)

View Item
View Item