Unjuk Kerja Mesin Diesel Berbahan Bakar Biodiesel Nyamplung Dan Minyak Goreng Bekas Dengan Komposisi 7:3

Minyak bumi merupakan sumber energi yang paling utama yang digunakan
negara-negara besar didunia. Adanya pertambahan jumlah penduduk dan aktfitas
industri membuat persediaan minyak bumi semakin menipis. Demi mengurangi
ketergantungan masyrakat kepada minyak bumi, dilakukanlah pengembangan dan
peningkatan tentang energi terbarukan yaitu biodiesel. Biodiesel merupakan bahan
bakar yang potensial karena bahan bakunya yang banyak dan mudah ditemukan.
Penelitian ini menggunakan bahan bakar campuran biodiesel minyak nyamplung
dan minyak goreng bekas dengan komposisi 7:3. Biodiesel campuran tersebut
dicampurkan lagi oleh solar dengan variasi B5, B10, B15, dan B20. Tujuan dari
penelitan ini untuk mengetahui pengaruh campuran biodiesel minyak nyamplung
dan minyak goreng bekas terhadap unjuk kerja mesin diesel. Parameter yang uji
yang dilihat dalam penelitian ini adalah putaran mesin, daya yang dihasilkan,
konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dan karakteristik injeksi bahan bakar.
Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan
pengujian sifat fisik bahan bakar berupa viskositas, densitas, flashpoint, dan nilai
kalor. Setelah melakukan pengujian sifat fisik pada bahan bakar, penelitian akan
dilanjutkan ke pengujian karakteristik injeksi dan unjuk kerja mesin diesel. Pada
pengujian tersebut bahan bakar yang digunakan adalah solar, B5, B10, B15, dan
B20.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa daya yang dihasilkan oleh kinerja
mesin diesel dihasilkan oleh bahan bakar solar. Nilai SFC bahan bakar tertinggi
dihasilkan oleh bahan bakar biodiesel B20 dan yang terendah dihasilkan oleh bahan
bakar solar. Tingginya nilai SFC bahan bakar biodiesel B20 menandakan bahwa
bahan bakar tersebut merupakan bahan bakar yang boros saat digunakannya. Hasil
pengujian karakteristik injeksi menunjukkan bahwa bahan bakar biodiesel B20
menghasilkan panjang penetrasi semprotan yang paling panjang dan Sudut
semprotan yang kecil, sedangkan bahan bakar solar memiliki panjang penetrasi
semprotan terpendek dan sudut yang dihasilkan paling besar.