PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN SUPORTER SEPAKBOLA DI KABUPATEN BANTUL

Penganiayaan terhadap suporter sepakbola merupakan sebuah tindakan yang
melanggar hukum. Tindak pidana Penganiayaan terhadap suporter sendiri terjadi
akibat dari terlalu fanatiknya suporter dalam mendukung tim kebanggaannya.
Sebagai contoh adalah kejadian yang terjadi di Kabupaten Bantul tepatnya di
Stadion Sultan Agung Bantul pertandingan antara PSIM Yogyakarta VS PSS
Sleman pada tanggal 26 Juli 2018. Penelitian ini akan menjelaskan terkait dengan
Penegakan hukum dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya penganiayaan suporter yang terjadi di kabupaten Bantul. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian normatif empiris dengan sumber data primer dan
sumber data sekunder. Data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan berupa
wawancara dan kuisioner, sedangkan data sekunder yang bersumber dari
kepustakaan, jurnal, skripsi, buku dan internet. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ditemukan bahwa : Faktor penyebab terjadinya penganiayaan suporter
sepakbola di Kabupaten Bantul adalah faktor eksternal dan faktor internal. faktor
eksternal ini ialah yang timbul dari luar diri pelaku misalnya pengaruh lingkungan
dan faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri pelaku misalnya
kurang perhatian dari orang tua. Dan penegakan hukum terhadap pelaku tindak
pidana penganiayaan suporter di Kabupaten Bantul pada kasus ini berdasarkan
putusan nomor 274/Pid.sus/2018/PN btl (perlindungan anak) melanggar pasal 80
ayat (3) jo pasal 76C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. ketiga
terdakwa dikenakan sanksi Pidana penjara masing-masing terdakwa I dan II
selama 3 (tahun) dan terdakwa III selama 4 (empat) tahun dengan denda Rp.
100.000,000. (seratus juta rupiah).