Ulfa Intan Rahmawati (2020) Studi Morfologi Sungai Pabelan Pasca Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010. D3 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (785kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (149kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (10kB)
Bab I.pdf
Download (127kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (295kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (3MB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (6kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (9kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (733kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (8MB)
Abstract
Indonesia dicirikan sebagai negara vulkanik, salah satu gunung berapi yaitu
Gunung Merapi. Gunung Merapi merupakan gunung teraktif, erupsi terakhir
Gunung Merapi tanggal 26 Oktober 2010 mengalami 68 kali erupsi. Bahaya yang
ditimbulkan dari Gunung Merapi yaitu awan panas, lava pijar dan lahar dingin.
Lahar merupakan campuran material dan air yang berasal dari Gunung berapi
dipicu oleh intensitas hujan dengan kecepatan alirannya relatif tinggi. Banjir lahar
dingin akan mengangkut material vulkanik yang sangat besar sehingga
menyebabkan dampak pada daerah sekitar sungai bagian hilir. Tujuan utama dari
penelitian ini untuk menganalisis perubahan penampang melintang dan
memanjang setelah terjadinya erupsi tahun 2010, menganalisa nilai agradasi dan
degradasi, dan menganalisa fenomena agradasi dan degradasi menggunakan
tangkapan citra satelit Google Earth Pro. Metode yang digunakan yaitu metode
analisis menggunakan data sekunder berupa DEM athun 2008, Cross Section
Sungai Pabelan tahun 2012 dan 2015. Perubahan penampang melintang dan
memanjang yang signifikan terjadi pada titik 52 + 0. Elevasi pada titik 52 + 0
mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga 2012. Perubahan elevasi tebing kiri
sebesar 132,4715 m, perubahan elevasi dasar sungai sebesar 141,4886 m, dan
perubahan elevasi tebing kanan sebesar 132,7611 m. Pengaruh perubahan
morfologi terhadap agradasi atau degradasi dapat dilihat menggunakan tangkapan
citra satelit. Perubahan morfologi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alam
dan faktor buatan. Salah satu contoh faktor alam yang menyebabkan perubahan
morfologi adalah aliran lahar dingin yang berasal dari hulu, yang mana dapat
menyebabkan terjadinya agradasi dan degradasi di sepanjang sungai. faktor
buatan disebabkan adanya kegiatan penambangan pasir pada daerah sungai dan
adanya pembangunan sabo dam. Titik-titik tinjuaan rata-rata mengalami
perubahan yang signifikan yaitu mengalami degradasi dan ada beberapa titik yang
mengalami agradasi. Pias 50 + 0 ke pias 51 + 0 memiliki volume agradasi
terbesar, sedangkan pada pias 67 + 0 ke pias 68 + 0 memiliki volume degradasi
terbesar. Pias 50 + 0 ke pias 51 + 0 sepanjang 1 km mengalami agradasi sebesar
2385226,738 m3
antara tahun 2012 dan 2015. Pias 67 + 0 ke pias 68 + 0 sepanjang
1 km mengalami degradasi sebesar 19431948,431 m3
antara tahun 2012 dan 2015.
Item Type: | Thesis (D3) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 12 Oct 2021 06:56 |
Last Modified: | 01 Nov 2021 03:49 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/1732 |