EVALUASI PROGRAM DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA PENYAKIT DEMAM BERDARAH TAHUN 2013.

Masalah demam berdarah masih menjadi masalah yang menakutkan bagi masyarakat, karena selain penyakit demam berdarah mematikan, penanganannya masih belum memuaskan bagi masyarakat. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang padat penduduk di Provinsi DIY, jadi demam berdarah semakin rawan dan semakin mudah untuk menyebar luas. Pada tahun 2013 jumlah kasus demam berdarah di Kabupaten Sleman sebanyak 736 kasus dengan 4 orang meninggal. Kabupaten Sleman masuk kedalam KLB (Kejadian Luar Biasa) karena kasusnya diatas jumlah maksimal KLB yaitu 148 kasus. Kecamatan Gamping merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman yang dari tahun ke tahun tinggi kasus demam berdarahnya, jumlah kasus demam berdarah di Kecamatan Gamping pada tahun 2013 sebanyak 133 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program-program yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sudah berjalan baik untuk menurunkan angka penyakit demam berdarah tahun 2013 dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan program dalam menurunkan angka penyakit demam berdarah tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah Kualitatif Evaluatif, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Narasumber pada penelitian ini antara lain: Ibu Heni selaku Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit, Ibu Endang selaku Kepala Seksi Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan, Pak Feri selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat, dan Ibu Arkana selaku Kepala Bidang Kesehatan Lingkungan. Program Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman terkait penurunan angka penyakit demam berdarah rutin dilakukan setiap tahunnya. Ada 9 program yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman di Puskesmas Gamping I, tetapi yang dilaksanakan oleh Puskesmas Gamping I hanya 4 program pokok saja, program yang lain seperti program PSN, 3M plus dan pemberian bubuk larvasida pernah dijalankan oleh Puskesmas Gamping I pada tahun sebelumnya tetapi angka penyakit demam berdarah masih tinggi, sedangkan program sosialisasi, penyuluhan DBD dan pemasangan poster masih dilakukan tetapi tidak masuk ke dalam program pokok. Kendala dalam pelaksanaan program terkait dengan masalah tenaga kerja, biaya dan SDM. Perubahan setelah diadakannya program antara lain masyarakat menjadi lebih waspada jika ada salah satu anggota keluarganya yang mengalami panas tinggi dan masyarakat menjadi mengerti kekurangan dan kelebihan fogging focus. Standarisasi atau penilaian tinggi rendahnya kasus demam berdarah di Puskesmas Gamping I pada tahun 2013 dapat dilihat dari jumlah masyarakat yang terjangkit penyakit demam berdarah. Pada tahun 2013 jumlah kasus demam berdarah di Kabupaten Sleman sebanyak 736 kasus dengan 4 orang meninggal, sedangkan pada tahun 2014 jumlah kasusnya menurun menjadi 538 kasus dengan 4 orang meninggal. Artinya, program yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman berjalan dengan cukup baik tetapi belum maksimal, karena belum bisa mencapai angka maksimal KLB yaitu 148 kasus. Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang demam berdarah perlu diadakannya penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan sesering mungkin. Meningkatkan sosialisasi standar penilaian diagnosa penyakit demam berdarah di semua Rumah Sakit di Kabupaten Sleman oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, baik di Rumah Sakit swasta maupun Rumah Sakit milik pemerintah.