DESAIN DAN PEMBUATAN MESIN ELECTROCHEMICAL MACHINING (ECM) SERTA PENGUJIAN AWAL

*143 Teknologi pemesinan sampai saat ini semakin berkembang pesat. Seiring dengan hal itu saat ini banyak sekali dikembangkan jenis material baru dengan tingkat kekerasan yang sangat tinggi. Saat ini banyak sekali diciptakannya teknologi-teknologi yang mutakhir bahkan dengan ukuran yang relative kecil, bahkan sekala micro tentu saja teknologi tersebut dibekali komponen-komponen dengan ukuran kecil pula. Untuk pembuatan komponen tersebut sangat sulit apa bila dikerjakan dengan proses pemesinan konvensional, untuk mengatasi hal tersebut maka dengan dikembangkan teknologi pemesinan non- konvensional ECM Yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut untuk pemesinan benda kerja berukuran kecil dengan bentuk yang rumit dan komplek bahkan dengan material yang keras.
Perancangan Mesin ECM dibuat menggunakan program Solidwork design, setelah proses desain selesai mesin ECM mulai dibuat dengan menggunakan plat baja , plat baja dipotongi per part sesuai ukuran dan kebutuhan dari desain yang kita buat setelah semua bagian tersedia mulai proses perakitan menyatukan tiap bagian atau part dengan proses pengeboran, pengelasan dan lain-lain, serta memasang part-part yang sudah teredia seperti motor stepper, ballscrew, bearing, dan ril. Sehingga membentuk Mesin ECM jadi sesuai rancangan yang dibuat pada program Solidwork. spesifikasi mesin yaitu : tegangan listrik 7 volt, working gap 3mm, kecepatan aliran Elektrolit 3,32 m/s serta menggunakan cairan elektrolit Natrium Chlorida (NaCl) dengan elektrolit fraksi massa 15% NaCl dan 85% aquades. Komponen lain dari mesin yang dibuat diantaranya yaitu PC, filter, reservoir serta power suplay sebagai sumber tegangan pada saat pemesinan. Mesin yang telah dibuat dan dapat berfungsi dengan baik sesuai rancangan, kemudian mesin dilakukan pengujian performsi mesin. Pengujian performasi mesin tersebut degan melakukan pemesinan untuk membuat gear spline-dalam (blind hole) yang nantinya akan dihitung nilai pemakanan (depth) serta nilai MRR. dan pengambilan data juga telah berhasil dilakukan pada mesin ECM ini.
v
Setelah mesin selesai dibuat, mesin diuji performanya dengan mencoba melakukan pemsinan. Proses pemesinan dilakukan untuk membuat gear spline-dalam (blind hole) dengan memvariasikan waktu pemesinan, pengaruhnya terhadap dept dan MRR. Setelah digunakan untuk pemesinan mesin ECM yang telah selesai dibuat dapat berfungsi dengan baik sesuai perencanaan, dari hasil perhitungan bahwa hubungan antara variasi Waktu dan nilai MRR berbanding terbalik. Pada pemesinan ECM nilai rata-rata MRR terkecil diperoleh pada waktu pemesinan 5 menit dengan nilai 3,91 mg/detik, sedangkan nilai rata-rata MRR terbesar diperoleh pada waktu 10 menit dengan nilai 1,44 mg/detik. Semakin lama permesinan, maka akan semakin besar juga nilai MRR benda kerja. Dari data yang disajikan bahwa setiap menitnya bisa memakan kedalaman 840 μm /detik semakin lama waktu yang digunakan dalam pemesinan berarti semakin dalam lubang benda kerja.