PERBANDINGAN KEBIJAKAN DAN PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN (STUDI KASUS : INDONESIA DAN MALAYSIA)

Indonesia masih menggunakan drainase pengatusan atau drainase
konvensional untuk mengatasi kelebihan air hujan. Sistem drainase konvensional terbukti tidak mampu mencegah dan mengatasi dampak buruk akibat darilimpasan air hujan yang berlebih. Diperlukan pendekatan alternatif yang dapat mengatasi bencana banjir dan meminimalkan kerusakan lingkungan, perubahan iklim dan meningkatkan daya tarik estetika serta rekreasi. Konsep sistem drainase berkelajutan merupakan salah satu solusi terbaik untuk menggantikan drainase konvensional. Saat ini Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah menerapkan sistem drainase berkelanjutan untuk mengelola air hujan. Namun dalam implementasinya masi belum maksimal sehingga perlu dievaluasi agar sistem drainase berkelanjutan dapat bermanfaat secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengelolaan sistem drainase berkelanjuan di Indonesia dan Malaysia yang selanjutnya digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem drainase di kawasan Kampus UMY. Data penelitian dikumpulkan melalui studi literatur dan wawancara dengan pihak yang terkait dengan pengelolaan sistem drainase di Indonesia serta observasi langsung sistem drainase di wilayah Kampus UMY. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pegelolaan air hujan di Indonesia masih terfokus pada skala source control sedangkan di Malaysia sudah merata mulai dari source control, site control hingga regional control. Selain itu metode sistem drainase berkelanjutan di Malaysia lebih ramah lingkungan dan memiliki manual dan standar desain yang lebih baik. Hasil review sistem drainase Kampus UMY menunjukkan bahwa desain dari kolam retensi perlu dilakukan evaluasi dengan mendesain ulang kolam meniru kondisi dari lahan bash alami yang mengelola limbah atau polutan yang terkandung didalam air