Unjuk Kerja Mesin Diesel Berbahan Bakar Solar dan Campuran Biodiesel Minyak Nyamplung dan Minyak Goreng Bekas dengan Komposisi 1:4

Permintaan akan bahan bakar fosil yang semakin meningkat dan keberadaannya
di alam menipis membuat biodiesel menjadi alternatif utama pengganti bahan bakar
fosil. Salah satu produk hasil pengembangan biodiesel adalah minyak nyamplung dan
minyak goreng bekas. Dalam satu tahun produktifitas minyak nyamplung di Indonesia
mencapai 30.405,6 ton atau 43.784.000 kl. Ketersediaannya yang melimpah
menjadikan minyak nyamplung berpotensi untuk digunakan sebagai bahan bakar
campuran biodiesel. Minyak goreng bekas atau sering disebut minyak jelantah
merupakan limbah bekas penggunaan minyak sayur atau minyak kelapa.
Ketersediaannya yang melimpah menjadikan minyak goreng bekas berpotensi untuk
digunakan sebagai bahan campuran pembuatan biodiesel dengan skala besar. Akan
tetapi, minyak nyamplung memiliki nilai asam dan viskositas yang tinggi. Oleh karena
itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui performa mesin diesel berbahan
bakar campuran minyak nyamplung dan minyak goreng bekas.
Penelitian ini difokuskan untuk meneliti unjuk kerja mesin diesel berbahan
bakar campuran minyak nyamplung dan minyak goreng bekas dengan komposisi 1:4.
Unjuk kerja mesin diesel yang diteliti meliputi: putaran mesin, daya, karakteristik
injeksi dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan oleh bahan bakar campuran minyak
nyamplung dan minyak goreng bekas dengan variasi B5, B10, B15, dan B20.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pencampuran biodiesel pada bahan bakar solar dapat menaikkan kadar viskositas,
densitas dan flash point serta menurunkan nilai kalor pada bahan bakar. Putaran mesin
dan daya mengalami penurunan, sedangkan konsumsi bahan bakar mengalami
peningkatan seiring bertambahnya campuran biodiesel pada bahan bakar. Pada
pengujian karakteristik injeksi sudut penetrasi terbesar didapatkan pada penggunaan
bahan bakar solar dan sudut terkecil pada B20. Sedangkan penetrasi terpanjang
didapatkan pada penggunaan bahan bakar B20 dan penetrasi terpendek pada solar.