PERSEPSI PENGRAJIN TERHADAP MODEL PENDAMPINGAN YAYASAN APIKRI UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO (STUDI KASUS PENGRAJIN BATIK KAYU TOPENG DI KABUPATEN BANTUL)

*2 PERSEPSI PENGRAJIN TERHADAP MODEL PENDAMPINGAN YAYASAN APIKRI UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO (Studi kasus pengrajin batik kayu topeng di Kabupaten Bantul). 2016. Amrol Kamel (skripsi dibimbing oleh Dr. Aris Slamet Widodo, SP. M.Sc dan Ir. Lestari Rahayu, MP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengrajin batik kayu topeng, persepsi pengrajin terhadap model pendampingan Yayasan Apikri motivasi wirausaha pengrajin dan keuntungan usaha kerajinan batik kayu topeng. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive), karena pengrajin batik kayu topeng dampingan Yayasan Apikri terbanyak berlokasi di Kabupaten Bantul. Pengambilan responden dilakukan secara sensus berjumlah 24 pengrajin batik kayu topeng dampingan Yayasan Apikri, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada responden untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil pengrajin batik kayu dampingan Yayasan Apikri berumur antara 33–55 tahun. Pekerjaan responden sebagai pengrajin batik kayu, tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu SMA/SMK. Total penerimaan batik kayu topeng lokal dan ekspor sebesar Rp. 9.870.150 dengan jumlah produksi 165 unit. Keuntungan batik kayu topeng lokal dan ekspor sebesar Rp. 6.058.845. Motivasi wirausaha pengrajin batik kayu topeng di Kabupaten Bantul tergolong tinggi, baik dari kebutuhan prestasi, berafiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan.
Kata kunci: Profil pengrajin, Persepsi, Pendampingan Yayasan Apikri, keuntungan dan motivasi wirausaha.