DIFUSI INOVASI PROGRAM E-VOTING (STUDI KASUS PROGRAM E-VOTING PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 2013-2014)

*341 Pelaksanaan metode e-voting pada pemilihan kepala desa (Pilkades) di
Kabupaten Musi Rawas dikaranekan adanya permasalahan ketidakpuasan dengan
hasil pemungutan suara, banyak suara yang rusak, partisipasi politik masyarakat
menurun, proses penghitungan suara lama, dan biaya pilkades yang semakin
tinggi. Maka Pemerintah kabupaten Musi Rawas untuk memecahkan masalah
tersebut ialah merubah pola pemilihan dari metode konvensional ke e-voting.
Sehingga Pemerintahan Kabupaten Musi Rawas pada saat kegiatan dialog
nasional bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
mengajukan kabupaten Musi Rawas untuk melaksanakan program pilkades
menggunakan metode e-voting.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Lokasi Penelitian berada di Jl. Sulaiman Amin, Komplek Perkantoran Pemkab
Musi Rawas, Kec. Muara Beliti, Musi Rawas, Sumatera Selatan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode analisis dokumen dan wawancara
terhadap sumber yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses diifusi inovasi dalam
pemilihan kepala desa dengan menggunakan sistem e-voting di kabupaten Musi
Rawas dilakukan dengan saluran komunikasi interpersonal yaitu sosialisasi dan
simulasi, komunikasi yang dilakukan yaitu dengan pendekatan persuasif,
masyarakat diberikan pengetahuan seputar pemilu dan pola pemungutan suara,
setelah itu di adakan proses simulasi pilkades guna memberikan gambaran secara
langsung. Putusan Inovasi dilakukan dengan melakukan konsultasi ke Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),studi banding ke Boyolali dan
Jembrana, MOU antara Pemkab Musi Rawas dan BPPT,penyusunan raperda dan
peraturan bupati,pengadaan peralatan dan pelatihan tim teknis. Faktor Pendukung
dalam pemilihan kepala desa (Pilkades) di Kabupaten Musi Rawas adalah
ketersedian perangkat elektronik, adanya sertifikasi terhadap panitia pemilihan
kepala desa, serta payung hukum dalam pelaksanaan e-voting. Sedangkan faktor
penghambat terhadap pemilihan kepala desa adalah rendahnya literasi terhadap
penggunan teknologi informasi sehingga perlu adanya pendampingan.
Kata Kunci : difusi inovasi, evoting, Pemilihan Kepala Desa