NOVIDASARI (1999) HUBUNGAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK DENGAN KEJADIAN TULI CAMPURAN. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (104kB)
Abstract.pdf
Download (83kB)
Bab I.pdf
Download (329kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (371kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (139kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (66kB)
Daftar Pustaka.pdf
Download (130kB)
Abstract
Salah satu komplikasi pendengaran Otitis Media Supuratif Kronik yang paling sering adalah kurang pendengaran dengan berbagai tipe dan tingkatan; dapat berupa tuli konduksi, tuli sensori neural atau tuli campuran. Ketulian adalah keadaan berkurangnya ketajaman pendengaran pada seseorang. Telinga. Inanusta memang memiliki keterbatasan dalam menerima frekuensi bunyi dan pada remaja normal, rentang ini adalah sekitar 20 20.000 Hz dengan intensitas yang bisa • diterima 0 — 120 /140 desi Bell. Tuli konduktif disebabkan oleh adanya perforasi membrana timpani, fiksasi atau cliskontinuitas osikulae auditoria_ Tuli saraf diakibatkan oleh disfungsi nen-us koklearis dan atau serabut sensoriknya. Aspek sensorik menunjukkan lesi didalam koklea seb4ai akibat penurunan jundah sel rambut didalam organ corti. Tuli cainpuran disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli saraf, disamping merusak koklca juga dapat menimbulkan fibrosis tulang pendengaran (timpanosklerosis), granulast mukosa kavum timpani dan pengapuran persendian tulang pendengaran. Pemahaman yang lebih mendalam tentang patogenesis hubungan otitis media supuratif kronik dengan kejadian tuli campuran, ditujukan terhadap penatalaksanaan yang harus dilakukan, di samping terapi konservatif juga terapi pembedahan untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Dalam pengobatan OMSK disamping Memperhatikan kesembuhan infeksinya juga harus dicegah jangan sampai penyakit yang sudah kronis dibiarkan sampai bertahun-tahun agar tidak terjadi kerusakan pada ruang telinga tengah yang lebih berat bahkan sampai ke telinga dalam. Dengan demikian fungsi pendengaran tidak menjadi lebih jelek.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | OTITIS |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Kedokteran S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 06 Jan 2022 02:22 |
Last Modified: | 06 Jan 2022 02:22 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/24783 |