NENI DWI ANGGRAENI (1999) HUBUNGAN ANTARA ROKOK DAN PREMATURITAS. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (100kB)
Abstract.pdf
Download (45kB)
Bab I.pdf
Download (83kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (365kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (215kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (65kB)
Daftar Pustaka.pdf
Download (57kB)
Abstract
Kebiasaan merokok telah berlangsung berabad-abad sejak dipopulerkannya tembakau pada abad ke XVI di Eropa, dan dianggap sebagai suatu simbol modernisasi. Setelah diteliti ternyata rokok dapat menyebabkan adiksi karena adanya nikotin.
Asap rokok mengandung sejumlah besar bahan kimia berupa nitrous oksida, nitrosamin, HCN, akrolein, cadmium dan timbal (Pb) yang dapat diklasifikasikan berdasarkan pengaruh bahan tersebut pada jaringan tubuh, yaitu dapat menyebabkan asfiksia, iritasi, siliastatik, karsinogenik atau kokarsinogenik dan efek farmakologik lain; sedangkan nikotin dan karbon monoksida berperan langsung dalam penyakit kardiovaskuler, pembuluh darah perifer dan cerebrovasculer melalui pengaruhnya terhadap hemoglobin, trombosit, jaringan pembuluh darah dan frekuensi denyut jantung.
Merokok meningkatkan risiko infertilitas karena menyebabkan organ reproduksi menjadi lebih rentan terhadap infeksi sehingga menurunkan fertilitas. Kebiasaan merokok selama hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur, abortus spontan, kematian fetus dan neonatal serta meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan berat lahir rendah; karena gangguannya pada sirkulasi feto-plasenter, kontraksi uterus dan perlekatan plasenta. Bila ibu hamil merokok lebih dari 20 batang sehari meningkatkan risiko 1,6 kali untuk melahirkan bayi dengan kelainan kongenital. Bila ibu berhenti merokok pada usia kehamilan 4 bulan dapat menurunkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, prematuritas, dan kelainan kongenital sama seperti ibu bukan perokok.
Merokok lebih dari 20 batang sehari meningkatkan risiko penyakit kanker paru 23 kali, infark serebral 3 kali, infark miokard 51,4-75%. Tidak ada perbedaan risiko morbiditas dan mortalitas akibat merokok pada pria dan wanita. Perokok berat yang memulai kebiasaan merokok pada usia 25 tahun, menurunkan harapan hidup paling tidak 25% dibandingkan orang yang bukan perokok. Jika orang dapat menghentikan kebiasaan merokok atau mengurangi jumlah rokok yang dihisap kurang dari 10 batang sehari, kandungan nikotin kurang dari 2,0 mg dan tar kurang dari 17,6 mg pada setiap batang rokok, penggunaan filter dengan dihisap dangkal dan jarang dapat mengurangi atau menghilangkan risiko akibat toksisitas bahan-bahan dalam asap rokok. Merokok sigaret lebih berbahaya daripada merokok jenis rokok lain. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan cara pembuatan dan komposisi tar / nikotin dalam masing-masing rokok, sehingga menghasilkan derajat toksisitas yang berbeda.
Perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar dari perokok aktif. Hal ini dikarenakan sensitivitas individual; dan sifat toksik serta karsinogenik bahan-bahan dalam asap rokok, banyak terdapat pada asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar (side stream smoke).
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Kedokteran S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 31 Jan 2022 07:45 |
Last Modified: | 31 Jan 2022 07:45 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/24824 |