DIET RENDAH PROTEIN SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN GAGAL GINJAL KRONIK PRE DIALISIS

Insidensi gagal ginjal kronik di Indonesia kira-kira 50-100 per 1 juta populasi per tahun. Gagal ginjal kronik merupakan keadaan penurunan faal ginjal yang menahun, cukup berat, terjadi berangsur, dan umumnya tidak dapat pulih. Diet rendah protein dapat mengurangi gejala-gejala sindroma uremik sehingga dapat

memperlambat kemunduran fungsi ginjal pada penderita-penderita gangguan fungsi ginjal dan memperlambat penderita masuk ke dalam tahap gagal ginjal terminal. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk membahas cara pengaturan diet rendah protein pada penderita gagal ginjal kronik, dampaknya dalam memperbaiki atau mempertahankan penurunan fungsi ginjal semaksimal mungkin, dan cara mengevaluasi perubahan fungsi ginjal yang akurat.

Pada gagal ginjal kronik diperlukan penurunan masukan protein sampai 0,5-0,6 gr/kg BB/hari, rata-rata 0,56 gr/kg BB/hari dengan mengutamakan protein kadar biologik tinggi. Pemantauan diet rendah protein terhadap perbaikan fungsi ginjal dilakukan dengan mengukur glomerus filtration rate yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan serum kreatinin, serum urea nitrogen, urea nitrogen appearance, kliren inulin, kliren kreatinin, blood urea nitrogen, dan radioisotop. Pemeriksaan menggunakan isotop merupakan pemeriksaan yang valid dibandingkan pemeriksaan yang lain.