POLA PENGOBATAN PENYAKIT TUBERKOLUSIS PARU DI SMF PENYAKIT DALAM RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA JULI-DESEMBER 1998

NANI HARYATI SYAMSI (1999) POLA PENGOBATAN PENYAKIT TUBERKOLUSIS PARU DI SMF PENYAKIT DALAM RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA JULI-DESEMBER 1998. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

[thumbnail of Halaman Judul] Text (Halaman Judul)
Halaman Judul.pdf

Download (144kB)
[thumbnail of Abstract] Text (Abstract)
Abstract.pdf

Download (54kB)
[thumbnail of Bab I] Text (Bab I)
Bab I.pdf

Download (435kB)
[thumbnail of Bab II] Text (Bab II)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (251kB)
[thumbnail of Bab III] Text (Bab III)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (55kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf

Download (89kB)

Abstract

Telah diteliti secara retrospektif 61 penderita tuberkulosis pant yang telah berobat di SMF Penjtakit Dalam RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan — Desemher 1998. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pola pengobatan penyakit tuberkulosis pant pada penderita yang datang berobat. Dan 61 penderita terdiri 60,6% laki-laid dan 39,3% perempuan. Prevalensi tertinggi pada usia produktif (44,3%). Dari keluhan utama, batuk menempati urutan pertama (57,4%), sesak nafas (50,8%), demam (26,2%), dan lain-lain (18,0%). Dilihat dari tempat a4lnya, DIY persentasenya lebih tinggi (45,9%), Bantul (31,1%), Kulon Progo (11,8%), Ginning Kidul (6,5%), dan Sleman (4,9%). Penderita yang tidak bekeda persentasenya lebih tinggi (22,9%), sehingga dapat disimpullcan bahwa sebagian besar TB Pam golongan ekonomi menengah ke bawah, sedangkan urutan Ice dua Thu Runtah Tanaka (18,0%). Penderita yang terdiagnosa TB Pant (55,7%), TB Paru Tersangka (6,5%), dan Post TB Pam (6,5%), sedangkan komplikasi yang terbanyak adalah asma bronkhial (8,2%). Pada "follow up", penderita yang balm sembuh (42,6%), senabuh (34,4%), dan meninggal (22,9%). OAT yang paling banyak diberikan pada penderita adalah rifampisin (78,7%), dittuti isoniazid (70,5%), etambutol (50,8%), pyrazinamid (22,9%), dan sueptothysin (4,9%). Dari penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengobatan TB Pant benrariasi tergantung pada dokter yang menangani pengobatannya. Di samping ifs yang lebilt patting adalah menjaga kelestarian berobat sampai jangka waktu yang ditentukan, sehingga tidak terjadi resistensi obat.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: TUBERKOLUSIS
Divisions: Fakultas Kedokteran > Kedokteran S1
Depositing User: Unnamed user with email robi@umy.ac.id
Date Deposited: 28 Jan 2022 02:32
Last Modified: 28 Jan 2022 02:32
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/24872

Actions (login required)

View Item
View Item