UJI DIAGNOSTIK URINALISIS SEDIMEN LEKOSIT TERHADAP KULTUR URIN UNTUK MENGDIAGNOSA INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN DENGAN KATETERISASI URETRA

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu infeksi yang sering terjadi di masyarakat, terjadi di semua umur, dan semua jemis kelamin. Harisson, 1995. Klasifikasi ISK terbagi atas 2 grup, ISK terkait kateter dan ISK tidak terkait kateter. ISK terkait kateter biasanya terjadi di pasien rumah sakit dengan kateter tetap lebih dari 48 jam. Resiko infeksi adalah 3-5% setiap harinya. Kateter adalah media yang memungkinkan untuk transportasi bakteri menjadi Infeksi Saluran Kemih terkait dengan kateter kurang lebih pemakaian 48 jam, beberapa macam bakteri menyebabkan infeksi, dan factor resiko infeksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional eksperimental analitik. Jumlah sampel adalah 61 orang, 34 laki-laki dan 27 perempuan. Sampel urin diambil dari pasien memakai kateter yang lebih dari 24 jam. Berdasarkan hasil urin kultur didapatkan 36 pasien positif ISK dan 25 pasien negative ISK. Tabel 1 memperlihatkan tentang ilustrasi data karakteristik berdasarkan umur, bangsal perawatan, lamanya pemakaian kateter. Tabel 2 memperlihatkan hasil kultur dan pemeriksaan sedimen leukosit. Tabel 3 memperlihatkan hasil uji diagnostik. Hasil dari penelitian ini adalah perbandingan dari hasil pemeriksan sedimen lekosit dengan kultur urin sebagai uji diagnostic infeksi saluran kemih pada pasien dengan kateter uretra di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mendapat nilai sensitifitas sebesar 86% dan hasil spesifitas sebesar 75%. Pemerikssan sedimen lekosit tidak dapat menggantikan urin kultur tetapi dapat menjadi alat bantu dalam mendiaknosis Infeksi Saluran Kemih.