NINA LATIFAH (2011) SELF DISCLOSURE BETWEEN CHILDREN AND PARENT WHO EXPERIENCED DIVORCE. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Cover.pdf
Download (209kB)
Abstract.pdf
Download (46kB)
Bab I.pdf
Download (1MB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (72kB)
Daftar Pustaka.pdf
Download (24kB)
Abstract
Gejolak usia remaja merupakan usia paling rentan terhadap perceraian orang tua. Dampak yang bisa terjadi pada anak-anak dari pasangan bercerai biasanya dari segi psikis internal. Pada usia remaja, anak dalam masa pencarian jati diri dan belum paham terhadap dirinya. Proses perkembangan jati diri dikenal sebagai keterbukaan dirt. Keterbukaan diri dikenal dengan istilah self disclosure. Johnson (dalam Supratiknya 1981:14) menyatakan keterbukaan diri adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses keterbukaan antara anak dan orangtua yang mengalami perceraian. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data, data primer yaitu dengan wawancara mendalam dan observasi, data sekunder yaitu dengan studi pustaka. Teknik pengambilan data dengan teknik purposive sampling. Subjck penclitian ini adalah dua pasang anak dan orang tuanya yang mengalami perceraian. Anak berjenis kelamin perempuan berusia 12 tahun dan 14 tahun yang tinggal serumah dengan ibunya. Berdomisili di Yogyakarta. Teori yang digunakan menggunakan fungsi pengungkapan diri (Dayakisni, 2006 : 90) dan tingkatan pcngungkapan diri (Dayakisni, 2006 : 89). Hasil penclitian secara umum memperlihatkan bahwa kedua informan memiliki keterbukaan diri yang rendah. Tingkat keterbukaan hanya sebatas basa-basi dan membiearakan orang lain saja. Pada infonnan I dan iI anak kurang terbuka dengan orangtua, sedangkan orangtua juga kurang terbuka dengan anak. Komunikasi yang terjalin kurang efektif berakibat berkurangnya keakraban antara anak dan orangtua. Orangtua yang disibukkan dengan pekerjaan sehingga kurang memperhatikan perkembangan anak. Orangtua kurang memberikan ruang dan kurang mendengarkan pendapat atau gagasan dari anak, karena anak dianggap belum bisa memberikan keputusan dalam hal apapun.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | SELF DISCLOSURE BETWEEN CHILDREN AND PARENT WHO EXPERIENCED DIVORCE |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Komunikasi S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email robi@umy.ac.id |
Date Deposited: | 15 Jan 2022 03:55 |
Last Modified: | 15 Jan 2022 03:55 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/27379 |