HUBUNGAN MALOKLUSI TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA REMAJA BERDASARKAN DENTAL AESTHETIC INDEX (DAI)

Prevalensi maloklusi di Indonesia masih sangat tinggi. Maloklusi merupakan penyimpangan letak susunan gigi dari keadaan normal, atau hubungan kraniofasial yang terganggu karena keadaan abnormal pada morfologi gigi maupun pada tulang mandibula dan maksila. Maloklusi dapat terjadi karena penyimpangan dental, skeletal atau kombinasi keduanya yang dipengaruhi beberapa faktor yaitu keturunan, lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan, budaya, fungsional dan patologis. Maloklusi yang tidak ditangani mempengaruhi individu baik secara fisik maupun secara psikologis, karena memberikan pengaruh terhadap penampilan, gangguan fungsi pengucapan dan pengunyahan, meningkatkan risiko karies gigi, temporomandibula disorder dan cedera traumatis gigi. Menurut World Health Organization (WHO), konsep sehat bukan hanya masalah penyakit dan kecacatan, melainkan juga mencakup keadaan sehat baik fisik, mental maupun sosial. Gangguan kesehatan secara fisik, mental maupun sosial yang terjadi akan menurunkan nilai kualitas hidup. Untuk mengetahui hubungan maloklusi terhadap kualitas hidup pada remaja diperlukan penilaian tingkat keparahan maloklusi menggunakan Dental Aesthetic Index dan Oral Health Impact Profile untuk menilai kualitas hidup.