Hubungan Frekuensi Keikutsertaan kegiatan Kegiatan Pesantren terhadap Konesp Diri Waria di Pondek Pesantren Waria Notopoyudan Yogyakarta

INTISARI

Latar belakang: Waria menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia)
berakar dari kata wanita pria mempunyai arti pria yang bersifat dan bertingkah
laku seperti pria mempunyai arti pria yang bersifat dan bertingkah laku seperti
wanita, pria yang mempunyai perasaan sebagai wanita. Di Indonesia jumlah waria
cukup besar, tahun 2006 menurut Departemen Kesehatan sebesar 20.960 hingga
35.300 orang. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadi secara utuh,
menyangkut fisik, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual

Tujuan: Diketahui pengaruh frekuensi keikutsertaan kegiatan pesantren
terhadap konsep diri waria di pondok pesantren waria Notoyudan Yogyakarta
tahun 2012.

Metode: Desain penelitian ini merupakan non eksperimental yang merupakan
penelitian deskriptif korelasi.Penilitian ini mengunakan tehnik purposive
samplingdengan jumlah sampel sebanyak 65 orang. Instrumen yang digunakan
adalah skala likert.

Hasil: Hasil dari pengujian menggunakan Chi Sguare adalah P Value- 0, 064
-0,05, yang berarti bahwa dari hasil pengujian frekuensi keikutsertaan kegiatan
pondok pesantren tidak ada hubungan dengan konsep diri di Pondok Pesantren
Waria Notoyudan Yogyakarta.

Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara frekuensi keikutsertaan kegiatan pondok
pesantren terhadap konsep diri waria di Pondok Pesantren Waria Notoyudan
Yogyakarta. Saran penelitian ini adalah Waria lebih aktif dalam kegiatan
pesantren terhadap konsep diri Waria.

Kata kunci" waria kamncen din keoiatan di nOndak necantren

ABSTRACT

Background: Shemale according KBBI (Indonesian dictionary) is rooted in the
word has a meaning man woman and the man who is behaving like a man who
has a sense of nature and men behave like women, men have feelings as a woman.
In Indonesia is guite large amount of transsexuals, in 2006 according to the
Ministry of Health of 20 960 to 35 300 people. Self-concept is the way individuals
in seeing the whole person, involving physical, emotional, intellectual, social, and
spiritual.

Results: Known to influence the freguency of participation of the concept of self-
boarding activities transsexual transvestite Notoyudan boarding school in
Yogyakarta in 2012.

Methods: The study design was a non-experimental descriptive correlation study.
This research uses purposive sampling technigue with a total sample of 65 people.
The instrument used was a Likert scale.

Result: Results of testing using Chi Sguare is P Value — 0, 064» 0.05, which
means that the freguency of testing results participating boarding activities not
related to self-concept in boarding school Shemale Notoyudan Yogyakarta.

Coneclusion: There is no relationship between the freguency of activity
participation to the concept of self-boarding school in Pondok Pesantren Shemale
Notoyudan Yogyakarta. This research suggestions are more active in the
trabsgender boaeding the compept of self-conpept

Kowwnrde: Shemale celfenncent and activities in the boardine sehool
�