VARIASI KELAINAN TUBUH PADA KASUS PERKOSAAN YANG DIKIRIM KE RSUP Dr. SARDJITO 2006

VARIASI KELAINAN TUBUH PADA KASUS PERKOSAAN YANG DIKIRIM ICE RSUP Dr. SARDJITO 2006 Wahyu Tri Jatmiko INTISARI
Di Indonesia menurut statistik angka-angka perkosaan meningkat dari tahun ke tahun terutama di kota-kota besar. Ini terlihat juga dari meningkatnya permintaan surat keterangan atas kasus perkosaan. Tindakan ini dilakukan oleh pelaku yang tidak bertanggungjawab karena kurangnya Iman yang dimilikinya. Bahkan selain melakukan tindakan asusila, pelaku juga melakukan tindak kekerasan terhadap korban. Tujuan penelitian ini diharapkan Mengetahui variasi kelainan tubuh pada kasus perkosaan, mengetahui berapa banyak kasus perkosaan yang dimintakan visum untuk mengetahui deraj at kekerasan pelaku perkosaan. Penelitian ini mempergunakann jenis penelitian observasional deskriptif, yang diambil dengan melihat data sekunder dan hasil Rekam Medis yang tertuang dalam hasil Visum et Repertum di Sekar Arum RSUP Dr. Sardjito periode Januari 2005 - Desember 2006. Data kualitatif tersebut diolah dalam bentuk tabel dan dideskripsikan dalam bentuk data kuantitatif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kasus pemerkosaan yang terjadi di Yogyakarta dari 1 Januari 2005 — 31 Desember 2006 terdapat sebanyak 14 kasus yang dimintakan visum ke RSUP dr. Sardjito. Didapat lokasi perkosaan di sekolah sebanyak 2 ( 14,3% ), penginapan sebanyak 3 ( 21% ), rumah tersangka sebanyak 5 ( 35% ) dan lain-lain sebanyak 4 ( 28,6%). Berdasarkan umur insiden tertinggi terjadi pada umur antara 11 - 15 tahun sebanyak 6 orang ( 42,9% ), kemudian diikuti. umur 16 - 20 tahun sebanyak 3 orang ( 21,4% ), umur 21 — 25 tahun sebanyak 2 orang (14,3%), dan insiden terendah terjadi pada rentang usia antara 0 — 5 tahun,6 — 10 tahun, 26 — 30 tahun sebanyak 1 orang ( 7,1% ). Korban perkosaan yang paling banyak jumlahnya adalah wanita yang status pekerjaannya sebagai pelajar, yaitu sebanyak 12 orang ( 80% ), buruh/swasta sebanyak 1 orang ( 10% ), lain-lain sebanyak 1 orang ( 10% ). Hasil pemeriksaan paling banyak mendapatkan temuan robeknya selaput data yaitu sebanyak 10 orang ( 47,7% ), memar sebanyak 7 orang ( 33,3% ), sperma sebanyak 3 orang ( 14,3% ) dan yang paling sedikit adalah ditemukannya kehamilan yaitu 1 orang ( 4,7% ). Lokasi tanda kekerasan terbanyak ditemukan pada bagian perineum dan alat kelamin yaitu sebanyak 5 orang ( 31,3% ) yang sangat mungkin diakibatkan adanya tindak penganiayaan dari pelaku perkosaan, leher sebanyak 4 orang ( 25% ), kepala wajah dan mulut sebanyak 3 orang ( 18,8% ), lengan dan punggung sebanyak 1 orang ( 6,2% ).