PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN TINIVERSITAS MIIHAMMADIVYAH YOGYAKARTA

Coconut oil memiliki efek sebagai antibakteri, antifungi, antiprotozoa, antioksidan dan pada proses epitelisasi. Pada proses penyembuhan luka diperlukan proses epitelisasi, kolagenasi dan pencegahan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh coconut oil terhadap gambaran histologi (epitelisasi, kolagenisasi dan fibroblast) pada penyembuhan luka termal. Desain penelitian eksperimental, invivo, menggunakan 30 ekor tikus betina Sprague Dawley yang dibagi enam kelompok (kontrol tanpa perlakuan, kontrol Bioplacenton®, VCO industri skala besar, VCO home industry, minyak RBD dan minyak kelapa tradisional). Luka bakar termal diinduksi dan diolesi 0,1 ml bahan uji setiap hari. Setelah luka sembuh, jaringan kulit dibuat preparat dengan pengecatan HE serta Mallory, lalu diamati data ketebalan epitel, jumlah fibroblas dan kepadatan kolagen. Data ketebalan epitel dianalisis dengan uji Anava dilanjutkan dengan uji Tukey dan data kepadatan kolagen dan jumlah fibroblast dianalisis dengan Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann Whitney. Kelompok minyak RBD memiliki pengaruh terhadap gambaran ketebalan epitel yang tinggi (225,8±29,97 %) dengan nilai signifikansi (p=0,000). Kelompok VCO industri skala besar berpengaruh terhadap gambaran jumlah fibroblas paling banyak (139,1 f 30,21 sel) dengan nilai signifikansi (p=0,000). Kelompok VCO home industry berpengaruh terhadap gambaran kepadatan serabut kolagen (3,3±1,08) dengan nilai signifikansi (p=0,0000). Dalam penelitian ini terbukti bahwa minyak RBD meningkatkan ketebalan epitel, VCO industri skala besar meningkatkan jumlah fibroblast, dan VCO home industry meningkatkan kepadatan serabut kolagen.
rata klinvi • rnennut nil_ luka hakar termal. enitelisasi. kolagen. fibroblas