PENGARUH FREKUENSI MENYUSUI TERHADAP INVOLUSI UTERI DI RUMAH BERSALIN DAN BKIA “BINA SEHAT” BANGUNJIWO, KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi pada semester pertama kehidupannya. Namun kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih pada susu formula. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) memastikan adanya penurunan persentase ibu-ibu yang menyusui. Padahal banyak sekali manfaat ASI tidak hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara frekuensi menyusui terhadap involusi uteri pada ibu-ibu pasca melahirkan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian prospective cohort dengan subyek penelitian dalam penelitian ini adalah ibu-ibu pasca melahirkan sebanyak 69 orang. Dalam penelitian ini digunakan faktor pembanding frekuensi menyusui setiap 2 jam sekali dan setiap 30 menit sekali untuk mengetahui pengaruhnya terhadap involusi uteri. Pengamatan dilakukan selama 10 hari pada masing-masing ibu yang menjadi subyek penelitian. Setelah didapatkan data masing-masing variable, kemudian dilakukan uji statistik dengan T-Test dan Chi-Square Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna secara statistik (p < 0,05) antara frekuensi menyusui dengan penurunan tinggi fundus uteri (TFU). Terdapat pula hubungan yang bermakna secara statistik (p < 0,05) antara frekuensi menyusui dengan warna lokhia. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh dan hubungan antara frekuensi menyusui terhadap proses involusi uteri.
Kata kunci : frekuensi menyusui, involusi uteri, ibu pasca melahirkan
'Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2Dosen Pembimbing Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3 nosen Pembimbina Bag-Ian Fisioloai, Fakultas Kedokteran Universitas