HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN DRY EYES SYNDROME DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Latar Belakang : Insiden dry eyes syndrome populasi Kaukasia berusia 48-91 tahun, penderita gejala dry eyes yang sudah mengalami selama 5 tahun terdapat pada 13,3% individu dan penderita yang mengalami gejala penyakit dry eyes selama 10 tahun sebanyak 21,6%. Kondisi selama pandemi yang mengharuskan pemakaian APD (alat pelindung diri) pada tenaga medis memiliki berbagai dampak. Dry eyes syndrome dan iritasi mata terkait pemakaian masker pada bagian APD dapat terjadi karena disebabkan oleh pemakaian masker yang berkepanjangan. Karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai hal tersebut pada tenaga kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di RSUD Cilacap.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan desain cross sectional menggunakan data primer yaitu kuisioner. Penelitian dilaksanakan di RSUD Kabupaten Cilacap pada bulan April-Juni 2021. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, diperoleh sampel populasi sampel yang sesuai dengan kriterai inklusi dan eksklusi sebanyak 49 orang.

Hasil : Uji Analisis data dengan menggunakan uji Spearman's ρ. Berdasarkan hasil uji Spearman's ρ, didapatkan korelasi dry eyes syndrome dengan durasi pemakaian APD yang bermakna secara signifikan yang memiliki nilai p= 0,025 (p<0 r =0,320. xss=removed xss=removed> Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara dry eyes syndrome dan durasi pemakaian APD dengan kekuatan hubungan yang lemah dan terdapat hubungan yang signifikan (p<0 r=0,3).>