EFEKTIFITAS PERAN ASEAN CONVENTION AGAINST TRAFFICKING IN PERSONS, ESPECIALLY WOMEN AND CHILDREN (ACTIP) DALAM MENANGANI HUMAN TRAFFICKING DI THAILAND (PERIODE 2015-2019)

MUNCULNYA HUMAN TRAFFICKING SUDAH MENJADI ISU GLOBAL DISEMUA KALANGAN NEGARA DI DUNIA DAN SUDAH SEJAK LAMA BERLANGSUNG. THAILAND DIKENAL SEBAGAI PUSAT PARIWISATA SEKS BAGI SEBAGIAN KAUM PEREMPUAN YANG BENAR-BENAR MENGINGINKANNYA ATAU BAHKAN HANYA KARENA PAKSAAN. TUJUAN PERDAGANGAN MANUSIA INTERNASIONAL SERING DITUJUKAN KE THAILAND KARENA SERING DIKENAL SEBAGAI SATU NEGARA, TRANSIT DAN SUMBER HUMAN TRAFFICKING YANG BESAR DI KAWASAN ASIA TENGGARA. PEREMPUAN, ANAK-ANAK DAN PRIA SERING MENJADI KORBAN YANG DIGUNAKAN UNTUK EKSPLOITASI SEKSUAL DAN KERJA PAKSA ATAU EKSPLOITASI UNTUK MENJADI PENGEMIS. ASEAN CONVENTION AGAINST TRAFFICKING IN PERSONS ESPECIALLY WOMEN AND CHILDREN (ACTIP) MERUPAKAN INSTRUMENT HUKUM REGIONAL ASEAN YANG MENJADI SALAH SATU BENTUK KOMITMEN DARI NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN. TUJUAN PENCAPAIAN DARI ACTIP SEBAGAI KONVENSI YANG TELAH DIBENTUK ASEAN ADALAH MENGUPAYAKAN TERWUJUDNYA PENCEGAHAN DAN PENINDAKAN TERHADAP TINDAK KEJAHATAN HUMAN TRAFFICKING DAN MELINDUNGI PARA KORBAN DENGAN BERBAGAI BENTUK KERJASAMA YANG AKAN DILAKUKAN DENGAN ASEAN. PADA PERIODE 2015-2019 KASUS HUMAN TRAFFICKING DI THAILAND MENGALAMI FLUKTUASI DENGAN BERBAGAI UPAYA YANG DILAKUKAN ACTIP SESUAI DENGAN KEBIJAKAN YANG TERCANTUM DALAM ARTICLE ACTIP.