DAKWAH MUHAMMADIYAH PADA MASYARAKAT PETANI (STUDI DI PEDUKUHAN SUKOPONCO, SUKORENO, SENTOLO, KULON PROGO YOGYAKARTA)

SIDIQ HIDAYAT (2008) DAKWAH MUHAMMADIYAH PADA MASYARAKAT PETANI (STUDI DI PEDUKUHAN SUKOPONCO, SUKORENO, SENTOLO, KULON PROGO YOGYAKARTA). S1 thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.

[thumbnail of HALAMAN PENGESAHAN] Text (HALAMAN PENGESAHAN)
HALAMAN PENGESAHAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (197kB)
[thumbnail of HALAMAN JUDUL] Text (HALAMAN JUDUL)
HALAMAN JUDUL.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of ABSTRAK] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (344kB)
[thumbnail of BAB I] Text (BAB I)
BAB I.pdf

Download (3MB)
[thumbnail of BAB II] Text (BAB II)
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)
[thumbnail of BAB III] Text (BAB III)
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)
[thumbnail of BAB IV] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (423kB)
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (329kB)
[thumbnail of LAMPIRAN] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK

Muhammadiyah terlanjur disebut sebagai organisasi modernis.
Padahal, kata modernis selalu diidentikkan dengan perkotaan, terpelajar,
terdididik, tercerahkan dan sebagainya. Penyematan identitas sebagai
organisasi modernis menjadikan jarak psikologis yang terlalu jauh dengan
masyarakat yang sering disebut dalam kategori masyarakat tradisional.

Dalam masyarakat kita, kata tradisional selalu dilekatkan pada
masyarakat desa, tidak terdidik, terbelakang, bodoh dan sebagainya. Secara
tidak langsung juga, karena masyarakat petani tinggal di daerah pedesaan,
petani juga terkena imbas disebut sebagai masyarakat tradisional. Entah
sejak kapan terma tersebut mulai digunakan, akan tetapi itu adalah realitas
dalam masyarakat kita berkaitan dengan dakwah Muhammadiyah.

Model dakwah Muhammadiyah yang dilakukan oleh aktor-aktor yang
berperan juga berbeda pada umumnya. Model dakwah dalam pendekatan
kultural ternyata lebih dominan daripada dakwah dengan menggunakan
pendekatan keorganisasian (baca: structural).Pembedaan model kultural dan
keorganisasian dalam penelitian ini bukan pada terma yang dipertentangkan
an-sich apalagi di-dikhotomikan, tetapi terma ini digunakan sebagai
pemisahan untuk mempermudah pemahaman.

Metode dakwah dengan menggunakan kedekatan hubungan antar
individu yang kuat sebagai ciri utama masyarakat desa menjadi kunci
keberhasilan dakwah Muhammadiyah pada kalangan orang desa yang
mayoritas petani, keberhasilan dalam pengertian pada penerimaan. Dalam
penelitian ini juga disajikan tentang bagaimana strategi aktor-aktor da'i
Muhammadiyah melakukan tugas dakwahnya termasuk aktor-aktor harus
rela melepas baju identitas Muhammadiyah-nya untuk sementara waktu.

Pergeseran model dakwah lainnya, dakwah Muhammadiyah yang
sebelumnya hanya berbicara pada wilayah agama, karena tuntutan zaman
dakwah Muhammadiyah juga telah menyentuh masalah ekonomi petani.

Program tersebut ternyata telah menjadi magnet keberhasilan dakwah
Muhammadiyah di Sukoponco.

Item Type: Thesis (S1)
Divisions: Fakultas Agama Islam > Komunikasi dan Penyiaran Islam S1
Depositing User: Editor Perpus
Date Deposited: 23 Apr 2022 07:51
Last Modified: 23 Apr 2022 07:51
URI: https://etd.umy.ac.id/id/eprint/30896

Actions (login required)

View Item
View Item