KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEMILJH PADA PEMILUKADA DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2011

Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk dari demokrasi yang diinginkan oleh masyarakat indoncsia, tidak terkeeuali Yogyakata. Sebagai kota pendidikan yang masyarakatnya heterogen Kota Yogyakarta juga naelaksanakan pemilukada secara langsung pada tanggal 25 september 2011. Peneliti mengambil judul " karakteristik dan perilaku pemilih pada pemilukada di Kota Yogyakarta tahun 2011" karena ketertarikan peneliti untuk bisa rnenggambarkan dan mendiskripsikan perilaku pemilih yang ada di Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk mernperoleh gambaran lengkap, laktual dan akurat mengenai fenornena yang diteliti. Lokasi penelitian di Kota Yogyakarta. Data diperoleh melalui kuesioner, wawancara, dan dokurnentasi secara langsung dengan 100 responden dan penentuan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pemilukada secara langsung di Kota Yogyakarta tahun 2011 berjalan dengan sangat balk. Penulis menggambarkan dan mendiskripsikan empat pendekatan untuk melihat perilaku pemilih, pertama yaitu pendekatan sosiologis dimana mengidentifikasikan pilihan pemilih berdasarkan usia, agama, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, dll. Sehingga perilaku pemilih di Kota Yogyakarta dilihat dari pendekatan sosiologis berdasarkan usia mayoritas yang menggunakan hak pilih adalah mereka yang memasuki usia produktif 31-45 tahun, masyarakat Kota Yogyakarta mayoritas beragama islam dan mereka cenderung memilih pasangan Hanafi kasi-Tri Harjun, mayoritas berpendidikan SMA dan pekerjaan pegawai swasta lebih dominan pasangan Haryadi Suyuti-Imam Priyono_ Kedua pendekatan marketing, semakin tinggi pendidikan seseorang yaitu SMA, Si keatas mereka lebih cenderung menggunakan media massa sebagai sarana mendapatkan informasi dan dalarn melihat citra kandidat cenderung biasa raja atau tidak terlalu khatimastik. Ketiga pendekatan psikologis, mayoritas masyarakat dengan pekerjaan wiraswasta sangat mengetahui partai politik dan pasangan kandidat, sedangkan pegawai swasta cukup tahu tentang partai politik dan pasangan kandidat sehingga mayoritas sudah mempunyai pilihan parpol serta kandidat. Keetupat pendekatan rasional, mayoritas masyarakat dengan pendidikan terakhir SMA lebih dominan mengikuti pemilukada karena alasan menggunakan hak, meskipun ada beberapa karena alasan ekonomi yaitu diberi bantuan, sedangkan alasan mereka dalam menentukan pilihan yaitu melihat visi rnisi dari kandidit. Hal ini memberikan gambara.n bahwa sernakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka mereka mampu membaca situasi yang sedang terjadi clan dalam menentukan pilihan tidak asal-asalan melainkan memperhitnngkan untung dan ruginya. Kesimpulan yang bisa diambil yaitu dengan rnenggambarkan dun mendiskripsikan dari empat pendekatan maka dapat dilihat bagaimana perilaku pemilih di Kota Yogyakarta dui pendekatan sosiologis, pendekatan marketing; pendekatan psikologis, pendekatan rasional. Sedangkan rekomendasi yang penulis berikan yaitu untuk pemilu berikutnya lebih merninimalisir lagi adanya politik uang agar tidak mengotori hakikat dari pemilu itu sendiri.
xvi