PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INTERRELIGIUS DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan multikultural yang ditanamkan melalui pembelajaran Pendidikan Interreligius, mendeskripsikan tahapan dalam penanaman nilai-nilai tersebut, dan mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru pengampu pelajaran sebagai sujek utama dan 8 peserta didik kelas XII sebagai subjek penguat informasi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi terus terang atau tersamar, wawancara semi terstruktur, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi.
Kesimpulan penelitian adalah: 1) Nilai-nilai pendidikan multikultural yang ditanamkan melalui pembelajaran tersebut adalah: a) Nilai Toleransi, yaitu dengan penanaman kesadaran terhadap keragaman sebagai sebuah rahmat, menghormati dan menerima orang lain yang berbeda. b) Nilai Kesamaan/Kesetaraan, yaitu dengan menanamkan prinsip kesetaraan martabat manusia sebagai sesama ciptaan Tuhan. c) Nilai Persatuan, yaitu dengan mengutamakan kerjasama siswa saat pembelajaran, diajarkan bahwa siswa merupakan manusia Indonesia yang perlu memandang positif perbedaan, dan menjernihkan prasangka untuk hidup rukun. d) Nilai Kekerabatan/Persaudaraan, yaitu dengan membangun kekeluargaan antar siswa, menanamkan prinsip solidaritas dan kepedulian sosial, serta memberi ruang pertumbuhan bagi semua. e) Nilai Keadilan, yaitu dengan memberikan kesempatan pada siswa secara seimbang dalam memimpin proses pembelajaran dan saat mengutarakan pendapat, serta diajarkan untuk turut memperjuangkan hak asasi kaum rentan. 2) Tahapan penanaman nilai tersebut yaitu transformasi nilai, transaksi nilai, dan transinternalisasi nilai. 3) Faktor pendukungnya adalah keterbukaan yayasan BOPKRI, kepemimpinan inklusif kepala sekolah, dukungan orang tua murid, keberagaman peserta didik, dan keberanian guru pengampu. Faktor penghambatnya adalah masih kurangnya perluasan penerapan model pembelajaran Pendidikan Interreligius di sekolah-sekolah lain.