STRATEGI PARTAI POLITIK DALAM PILKADA (STUDI KASUS : KEGAGALAN PARTAI PDI-P DALAM PEMILUKADA DI KABUPATEN BANTUL 2015)

ABSTRAK

Pada tahun 2015 kabupaten bantul telah menyelenggarakan pemilihan
kepala daerah. Dalam pemilihan kepala daerah terdapat dua calon bupati dan
wakil bupati yang telah lolos verifikasi dan berhak mengikuti persaingan merebut
kursi kepala daerah kabupaten bantul. pasangan calon Ida-Munir yang diusung
oleh partai PDI Perjuangan dan Nasdem, sedangkan pasangan Suharsono-Abdul
Halim diusung oleh Gerindra-PKB dan juga berkoalisi dengan Demokrat dan
PKS. Dari hasil rekapitulasi suara pemilihan kepala daerah secara resmi yang
dilakukan KPU kabupaten bantul memenngkan pasangan calon dengan nomor
satu yaitu Suharsono-Abdul Halim dengan perolehan suara sah 261.412 atau
52.8096. sedangkan pasangan calon dengan nomor urut dua yaitu Ida-Munir
memperoleh suara sah 233.677 atau 47.2”.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif kerena metode
penelitian kualitatif dugunakan untuk menganalisis masalah tanpa menggunakan
data statistik dan data matematis, dengan menggunakan analisis agar mendapatkan
jawaban ilmiah, logis, dan empiris.

Bedasarkan hasil penelitian PDI Perjuangan dalam mengghadapi pemilihan
kepala daerah menggunakan strategi ofensif dan defensif, dimana strategi ofensif
berbicara tentang menyerang dan strategi defensif berbicara tentang bertahan.
Pemilihan kepala daerah kabupaten bantul PDI Perjuangan mengalami kekalahan
dalam pemilihan kepala daerah tahun 2015, ini dikerenakan ada beberapa faktor
yang menyebabkan kekalahan dalam pemilihan kepala daerah. faktor pertama
dapat dilihat dari strategi ofensif yaitu. Kesalahan dalam kampanye, kurang aktif
dalam merespon isu, kurangnya memperhatikan suara pemilih pemula. Faktor
kedua dari strategi defensif yaitu. kurangnya komunikasi internal PDI Perjuangan
dengan partai koalisi, kurangnya komunikasi internal PDI Perjuangan. Faktor-
faktor tersebut yang menjadi kekalahan PDI Perjuangan dalam pemilihan kepala
daerah dan ini juga sebagai pembelajar bagi PDI Perjuangan dalam menghadapi
pemilu berikutnya kerena mengingat PDI Perjuangan memiliki basis masa yang
bessar di DIY dan juga di kabupaten Bantul dimana dari tahun 1999 sampai 2015
di pimpin oleh kepala daerah yang bersal PDI Perjuangan.

Kesimpulan, dalam penelitian ini PDI Perjuangan menggunakan strategi
ofensif dan defensif. ofensif adalah strategi menyerang dimana partai politik
menyerang lawan dengan cara menawarkan program yang berbeda dengan partai
lain. strategi ini dibagi menjadi dua, yaitu. pertama, perluasan pasar.Kedua,
menembus. Defensif adalah strategi bertahan yang mana partai politik ingin
bertahan suara mayoritasnya dengan cara berkoalisi dan berani mengambil sikap
yang berbedah dengan partai lain. Strategi ini dibagi menjadi dua, yaitu. pertama,
mempertahankan pasar. Kedua, menyerahkan pasar.

Kata kunci" nilkada Bantul. Strateoi Partai volitik.