WISNU PAMUNGKAS (2018) KESETARAAN KOMUNIKASI ANTARA PENYANDANG TUNARUNGU DENGAN TEMAN DENGAR DALAM KOMUNITAS MAGELANG DEAF COMMUNITY (MDC). S1 thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.
HALAMAN PENGESAHAN.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (211kB)
HALAMAN JUDUL.pdf
Download (1MB)
ABSTRAK.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (623kB)
BAB I.pdf
Download (4MB)
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (7MB)
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (469kB)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (474kB)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang dikenal oleh semua orang.
Oleh karenanya untuk mendukung komunikasi tersebut maka manusia dituntut untuk bisa
menguasai bahasa demi kelangsungan hidupnya dalam berinteraksi dengan manusia lain dan
memperoleh pengetahuan. Dalam kenyataan terdapat hambatan yang ditemui diantaranya
kondisi seseorang ketika memiliki tunarungu. Pengertian tunarungu adalah seseorang atau
individu yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar, baik sebagian
ataupun seluruhnya yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indera
pendengaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesetaraan tunarungu dengan teman
normal dalam komunitas Magelang Deaf Comunity (MDC).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian deskriptif kualitatif. Dalam
penelitian ini pihak yang akan diwawancarai adalah tunarungu dan teman normalnya yang
merupakan anggota dari Magelang Deaf Community.
Hasil temuan menunjukkan informan memahami kesetaraann komunikasi sebagai kesediaan
masyarakat untuk mampu mengatasi hambatan ketika berkomunikasi dengan tunarungu. Pada
hasil temuan data mengenai pola kesetaraan yang dilakukan komunitas Magelang Deaf
Comunity (MDC) adalah: Pertama, kesediaan untuk saling menolong menjadi ketertarikan
bagi teman tuna rungu untuk bergabung dalam komunitas. Kedua, pola kesetaraan melalui
kesediaan untuk saling menghargai. Ketiga, pola kesetaraan melalui komitmen menjalin
kerjasama yaitu kesediaan teman normal menguasai bahasa yang digunakan oleh teman
tunarungu, berbagi informasi dengan teman tunarungu, kesediaan melaksanakan kegiatan
dalam komunitas secara bersama-sama. Ke empat, pola kesetaraan melalui kesediaan untuk
saling memuji antara tunarungu dengan teman normal dalam komunitas Magelang Deaf
Comunity (MDC) diketahui bahwa seluruh narasumber mengatakan kurangnya kesediaan
untuk memberikan pujian.
Temuan ini memberikan keunikan hasil penelitian dimana kesetaraan ditunjukkan oleh
informan tidak hanya untuk menghilangkan hambatan berkomunikasi pada saat itu saja
namun juga kesetaraan berkomunikasi bertujuan untuk menghilangkan pandangan bahwa
tunarungu adalah makluk yang memiliki kekurangan.
Kata Kunci: Kesetaraan, Tunarungu, Magelang Deaf Comunit
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Komunikasi S1 |
Depositing User: | Editor Perpus |
Date Deposited: | 06 Jul 2022 06:56 |
Last Modified: | 06 Jul 2022 06:56 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/33022 |