RETNO PUSPITANINGTYAS (2010) HUBUNGAN KADAR Ti BEBAS DENGAN ANTROPOMETRI REMAJA USIA 12-16 TAHUN Di DAERAH GONDOK ENDEMIK DAN NON- ENDEMIK. S1 thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.
Halaman Pengesahan.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (33kB)
Halaman Judul.pdf
Download (243kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (144kB)
Bab I.pdf
Download (217kB)
Bab II.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (747kB)
Bab III.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (196kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (690kB)
Bab V.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (28kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (145kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (194kB)
Abstract
Kecukupan asupan yodium mempengaruhi kecukupan produksi hormon tiroid. Salah satu dampak dari defisiensi yodium adalah hipotiroidisme. Kelenjar tiroid mensekresi dua macam hormon yang bermakna, yaitu triiodotironin (T3) sebanyak 7 persen dan tiroksin (T4) sebanyak 93 persen. Hormon tiroid mempunyai efek yang umum dan efek yang spesifik terhadap antropometri. Antropometri meliputi tinggi badan, berat badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan pertumbuhan gigi molar kedua. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan mengkaji hubungan kadar T4 bebas dengan 1MT remaja usia 12-16 tahun di daerah gondok endemik dan nonendemik. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara kadar T4 bebas dengan antropometri remaja. Responden penelitian ini adalah 69 remaja berusia 12-16 tahun dengan rincian 40 remaja yang tinggal di Karangwuluh (endemik) dan 29 remaja remaja yang tinggal di Lemah Dadi (nonendemik). Responden diambil sampel darahnya untuk diukur kadar T4 bebas dengan metode ELISA, diukur antropometri, dan dilihat pertumbuhan gigi molar keduanya. Lebih dari 90% responden di Karangwuluh dan di Lemah Dadi mengalami hipotiroid dengan kadar T4 bebas di Karangwuluh 0,587±0,082 ng/dL dan di Lemah Dadi 0,566±0,082 ng/dL. Hasil pengukuran tinggi badan menunjukkan bahwa 57,50% responden di Karangwuluh dan 65,52% responden di Lemah Dadi berada dalam persentil normal. Hasil pengukuran berat badan menunjukkan bahwa 75% responden di Karangwuluh dan 65,52% responden di Lemah Dadi berada dalam persentil normal. Hasil pengukuran IMT menunjukkan bahwa 85% responden di Karangwuluh dan 68,97% responden di Lemah Dadi berada dalam persentil normal. Hasil penilaian pertumbuhan gigi molar kedua menunjukkan bahwa 60% responden di Karangwuluh dan 41,38% responden di Lemah Dadi gigi molar keduanya tumbuh sebagian sampai tumbuh sempurna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara kadar T4 bebas dengan IMT di Karangwuluh (p — 0,009, r = 0,076). Tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar T4 bebas dengan IMT di Lemah Dadi (p>0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar T4 bebas dengan tinggi, berat badan, dan pertumbuhan gigi di Karangwuluh dan Lemah Dadi (p>0,05). Kata kunci : hipotiroid, antropometri, T4 bebas, remaja
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Kedokteran S1 |
Depositing User: | Unnamed user with email kurniawan@umy.ac.id |
Date Deposited: | 14 Jul 2022 07:13 |
Last Modified: | 14 Jul 2022 07:13 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/33116 |